Thursday, December 2, 2010

OpenSUSE Tumbleweed : Rolling Release

  No comments
Menjadi pengguna Arch Linux dan Chakra GNU/Linux sudah tentu menikmati bagaimana suka duka nya Rolling Release Model. Faktanya sistem operasi mayor disamping Linux (Microsoft Windows dan Mac OS) menggunakan Rolling Release atau lebih tepatnya Half Rolling Release. Lalu kenapa hampir semua distro Linux masih menggunakan Fixed Release Model? Pertanyaan itu hanya bisa dijawab developer masing-masing distro.

Sangat kontras memang, perkembangan FOSS secara umum lebih cepat dari pada model lainnya karena sifatnya yang terbuka itu sendiri namun pada sisi yang lain developer distro justru mencari aman dengan menetapkan jadwal rilis distro dalam jangka waktu tertentu. Celakanya dengan alasan yang sama, semua tree repository yang didalamnya berisi ribuan aplikasi juga terkena imbas, tidak menerima update versi hanya bugfix atau security fix saja. Istilah kerennya disebut "Freeze". Pada proses pengembangan distro versi selanjutnya baru akan ditetapkan acuan aplikasi versi manakah yang akan digunakan mendatang.

Hal ini menimbulkan situasi yang kompleks, tidak jarang developer tiap distro mem "back ported" beberapa fitur aplikasi dari versi terbaru sehingga secara tidak langsung menciptakan "forked" dari upstream project. Pelaporan bug tidak serta merta dapat dilaporkan langsung ke upstream project, karena tiap distro memiliki versi aplikasinya sendiri. Kebijakan seperti ini sangat merugikan di kedua pihak baik upstream project dan distro itu sendiri karena terjadi duplikasi tugas. Sudah saatnya bekerja lebih dekat dengan upstream project sehingga semua pihak mendapatkan keuntungan yang sama.

Apakah Arch Linux tidak cukup menjadi contoh sukses dari Rolling Release Model? Belajar dari hal tersebut maka muncul lah inisiatif lain, Half Rolling Release yang dipakai oleh Chakra GNU/Linux Project yang bertujuan menutup kelemahan-kelemahan itu. Keduanya sebisa mungkin memakai aplikasi vanilla dari upstream project dan menekan modifikasi code yang spesifik terhadap distro. Pengajuan fitur baru dan perbaikan bug sudah sewajarnya dilakukan langsung di upstream project.

Sayangnya isu Ubuntu yang akan berpindah ke Rolling Release yang beredar belakangan ini "dibantah" secara tegas oleh developer Ubuntu. Namun pagi ini situasinya sedikit menyenangkan, pasalnya om Greg KH -salah satu hacker top dari openSUSE- berinisiatif mengumumkan openSUSE Tumbleweed Project, yang memungkinkan pengguna openSUSE mencoba Rolling Release. Sebagai pioner openSUSE 11.3 akan menjalani tahap ujicoba, kedepan diharapkan akan siap secara penuh pada openSUSE 11.4 yang sedianya akan dirilis pada Maret 2011.

Lalu apa bedanya Tumbleweed dengan Factory dan Factory-Tested?
Factory selalu mengandung versi paket terbaru yang dibuat oleh maintainers, kadang paket-paket tersebut tidak bekerja secara baik dan menyebabkan mesin gagal booting, disinilah Factory-Tested dibutuhkan. Singkatnya sebelum paket dipindah ke Factory, harus di ujicoba di Factory-Tested terlebih dahulu sehingga diharapkan Factory sebisa mungkin stabil. Tumbleweed akan mengandung versi paling "stabil" dari paket terbaru yang diharapkan dapat bekerja dengan baik.

Sound interesting huh?

Wednesday, December 1, 2010

Mencoba KDE SC 4.6 Beta 1

  No comments
Setelah merombak harddisk laptopku, akhirnya ada ruang kosong untuk distro lain yaitu Ubuntu 10.10, Linux Mint 10 dan Chakra GNU/Linux. Yah bisa dibilang puas lah, secara semuanya sukses di install. Yang agak rewel justru Chakra, perlu sedikit ngoprek biar bisa masuk KDE. Itu hampir sebulan yang lalu, sekarang sudah saat nya mengobrak-abrik lagi.,. Kebetulan KDE SC 4.6 Beta 1 dirilis beberapa hari yang lalu, dan Arch Linux sudah menyediakan repository testing untuk KDE, kyanya openSUSE Factory juga ada, Chakra agak telat sedikit karena ada beberapa kegagalan build beberapa paket, baru kemarin semua paket sukses di kompile. Berhubung sayang jika harus mengganti Arch Linux dari repository stable ke testing, maka Chakra lah yang menjadi korban. Lagipula sejak dari awal Chakra memakai repository testing, jadi ga pa pa lah.

Chakra GNU/Linux Saat Mengupdate Paket KDE SC 4.6 Beta 1

Chakra GNU/Linux KDE SC 4.6 Beta 1

Kelihatan bedanya? selain wallpaper tentunya. Panelnya itu lho ko transparan? Ga salah tuh.,.
Kali ini bukan fake transparan seperti pada KDEMod dulu tapi ini bener-bener transparan. Lalu apa spesialnya? Well buat pengguna graphic card (vga) Nvidia atau Intel sudah pasti menikmati eye candy yang disediakan KWIN sejak dulu. Pengguna AMD/ATI juga bisa menikmatinya walaupun tidak selancar keduanya. Bagaimana dengan pengguna graphic card tanpa akselerasi 3D memadai seperti VIA Chrome9? Yah terpaksa harus menjalankan KDE tanpa efek-efek 3D yang memukau, namun walaupun tanpa desktop effects pun KDE sudah indah tuh.

Ko bisa ya? Well entah apa yang diperbuat developer KWIN sehingga walaupun dengan software rendering pun beberapa desktop effects bisa jalan. Tentunya performa nya kalah jauh dibandingkan dengan hardware rendering seperti pada Nvidia atau Intel. Bukan berarti semuanya berjalan lancar, karena ketiadaan akselerasi 3D jelas rendering nya sangat lambat dan tidak semua fitur bisa diaktifkan. Crash saat mengganti pengaturan di desktop effects pun sering terjadi. Jadi intinya kalau ingin performa stabil matikan fitur ini, segeralah sadar bahwa hardware (graphic card) anda tidak memadai, atau bila perlu lembiru -lempar beli baru-, hehehe.,.

Selain KWIN, hal lain yang menarik adalah icon mimetype yang baru, It's AWESOME.,. Thank's to Oxygen Team terutama om Nuno Pinhero. Sedikit rombakan di System Settings dan beberapa bug yang ditemui KDEPIM yang berbasis Akonadi.,. Manajemen Plasmoid, Activities, Nepomuk Backup dan tentunya bug-bug -lagi- yang masih berkeliaran.,.