Tuesday, July 20, 2021

Steam Deck, Konsol Genggam Portabel Besutan Valve

  No comments
All hand on deck...!?


Jujur saja saat baca beritanya sempat tertegun dibuatnya, apa ini hoax? april mop? kan bulan juli ya. Ternyata beritanya otentik -glek-.


Setelah gagal dengan Steam Machine, Valve sempat dikira bakal meninggalkan Linux yang diperparah dengan jarangnya pemutahiran SteamOS -Distro Linux berbasis Debian-. Yang terakhir dengan berhentinya produksi Steam Controller generasi pertama, pupus sudah harapan para penguin. Steam Controller yang bagi beberapa kalangan merupakan gamepad yang aneh namun banyak juga yang menyukainya, teringat perjuanganku mendapatkan gamepad satu ini -harganya disini mahal euy, dibandingkan gamepad sekelasnya-. Walaupun masih berharap dirilisnya Steam Controller generasi kedua setelah beredarnya patent yang kemungkinan besar diduga otentik.


Gagalnya Steam Machine, menurutku karena pasar yang belum siap dan Valve yang terlalu bersemangat dalam upaya keterbukaan. Karena konsep yang diusung Steam Machine berbeda, tidak ada referensi baku spesifikasi perangkat kerasnya -bahasa kerennya open computing-. Berbeda jauh dengan konsol seperti Play PlayStation dan Xbox, yang ironisnya justru inilah titik gagalnya Steam Machine. Harapku Valve segera merevisi generasi kedua dengan cukup meniru formula yang sudah terbukti populer dari konsol yang telah ada.


Hasilnya ya Steam Deck, bisa ditebak kan inspirasinya dari mana? Nintendo Switch tentunya. Terjawab sudah kenapa Valve begitu bersemangat merilis Steam Proton, ternyata ada Steam Deck dibalik Steam Proton. Secara mengejutkan Valve merilis Steam Proton, layer kompabilitas Windows yang terintegrasi di Steam Client. Ya, Steam Proton berbasis teknologi dari Wine, DXVK, dan lain-lain. Memainkan game Windows semudah memainkan game native Linux.


Steam Deck menggunakan sistem operasi SteamOS 3.0 yang dibasis ulang menggunakan Arch Linux yang dapat berjalan di dua mode, konsol genggam dan desktop. Mode desktopnya menggunakan KDE, tidak mengherankan memmang mengingat KDE dibuat dengan QT yang -menurutku- superior dibandingkan toolkit lainnya. Hal mengejutkan lainnya akan datangnya dukungan perangkat lunak anti cheat -satu-satunya hal yang membuat banyak game gagal dimainkan dengan Steam Proton-.


Dari segi perangkat keras, rupanya Valve menggandeng AMD dengan mengadopsi GPU APU generasi Zen 2. Berbeda dengan Steam Machine, Steam Deck sudah memakai referensi perangkat keras tunggal dengan opsi kapasitas penyimpanan internal berbeda, 64/256/512 GB, sedangkan spesifikasi lainnya sama semua.


Sialnya, Steam Deck hanya dapat di preorder pada beberapa negara saja, -duh alamat susah nyarinya di Indonesia ini-


-RIP Steam Machine 2.0-


https://www.steamdeck.com/en/