Tuesday, March 22, 2011

Tata Ulang Database Firefox

  No comments
Firefox 4 sebentar lagi dirilis, malahan source code nya sudah tersedia. Firefox menyimpan history, bookmarks, password di database SQLite. Bayangkan setelah memakai Firefox selama hampir 2 tahun dengan profil yang sama? Berantakan tentunya.,. Jadi sebelum besok meng-update Firefox dari 3.6.15 ke 4.0 ada baiknya sedikit mengoprek, hehe.,.

Yang diperlukan optimalisasi, dengan cara menghapus entry kosong dan meng index ulang database. Caranya?

Perhatian: prosedur ini mungkin merusak database, pastikan Firefox TIDAK sedang digunakan, Backup folder .mozilla pada /home/username/.mozilla

Buka terminal dan eksekusi.,.


find ~/.mozilla -name \*.sqlite    \
    -exec sqlite3 {} vacuum  \;    \
    -exec sqlite3 {} reindex \;


Selesai !

Thursday, March 17, 2011

openSUSE 11.4 : Tumbleweed

  No comments
openSUSE 11.4 telah dirilis beberapa hari yang lalu. Menurutku rilis kali ini lebih baik daripada yang lalu. Setelah sukses menginstall pada dua laptop, kupikir sudah saatnya mencoba Tumbleweed. Bagi yang belum tahu, Tumbleweed akan membuat openSUSE menjadi rolling release seperti Arch Linux dan Chakra GNU/Linux. Buka Konsole, dengan hak root eksekusi.

zypper ar --refresh http://download.opensuse.org/repositories/openSUSE:/Tumbleweed/standard/ Tumbleweed
zypper dup --from Tumbleweed

Menambahkan Repository Tumbleweed

Konflik paket, remove saja sesuai saran Zypper

Perhatikan outputnya, kemungkinan ada beberapa paket yang akan di remove. Lalu tambahkan repository Packman Tumbleweed.

zypper ar -n packman-essentials http://ftp.uni-erlangen.de/pub/mirrors/packman/suse/openSUSE_Tumbleweed/Essentials packman-essentials

Menambahkan Repository Packman Tumbleweed Essentials

Pilih mirror terdekat, lihat di http://packman.links2linux.org/mirrors
Jika beberapa software tidak tersedia pada repository utama, tambahkan repository Contrib dengan cara :

Jalankan YaST2, pilih Software Repositories

Pilih Add

Pilih Community Repositories, lalu Next

YaST2 sedang memperbaharui daftar Repository

Pilih Main Repository (Contrib)

YaST2 sedang menambahkan Repository Contrib

Hasil akhir setelah menambah Repository Tumbleweed, Packman Tumbleweed Essentials dan Contrib. Untuk mengakhiri pilih OK

Referensi :
http://en.opensuse.org/Portal:Tumbleweed
http://en.opensuse.org/Additional_package_repositories#Packman

Friday, March 11, 2011

BURG - Boot Manager

  No comments
Burg merupakan fork dari Grub2 yang menambahkan beberapa fitur yang tidak ada pada Grub2. Perbedaan yang paling kelihatan adalah aspek eye-candy Burg yang menurutku lebih bagus daripada Grub2. Cara menangani tema yang sedikit berbeda, mengganti tema secara langsung, mengganti resolusi layar secara langsung, pengelompokkan item pada menu (grup), dan lain-lain.

Sebenarnya sudah lama aku menggunakan Burg, namun baru sekarang ada waktu untuk menulisnya di blog. Untuk Arch Linux beberapa paket yang dibutuhkan dari AUR antara lain :

burg-bzr (core)
burg-emu (emulasi)
burg-themes (tema-tema)
burg-manager (gui untuk manajemen burg, memerlukan sudo untuk otentifikasi)
dan dependencies nya

Gunakan packer atau yaourt untuk menginstall dari AUR. Untuk Chakra GNU/Linux Burg sudah resmi menggantikan Grub/Grub2, untuk Ubuntu dan Linux Mint tersedia di PPA, untuk openSUSE belum dapat sumbernya -anda belum beruntung-.
Sebagai root jalankan :

burg-install /dev/sda
burg-mkconfig -o /boot/burg/burg.cfg

Catatan:
-sudo harus sudah terkonfigurasi jika ingin menggunakan burg-manager
-ketika mengeksekusi "burg-install /dev/sda", pastikan keluarannya sukses. Jika error sebaiknya segera menginstall Grub/Grub2 (yang dulu digunakan).
-ketika mengeksekusi "burg-mkconfig -o /boot/burg/burg.cfg", burg-themes harus sudah terinstall.
-jangan reboot sebelum memastikan Burg terinstall dan terkonfigurasi dengan benar.

Perintah yang pertama menginstall Burg pada MBR pada harddisk pertama, sedangkan perintah yang kedua membuat konfigurasi berdasarkan sistem operasi apa saja yang terinstall pada komputer.

Sayangnya burg.cfg harus disesuaikan terlebih dahulu, misalnya title yang rada ngawur seperti 'n/a GNU/Linux bla bla bla' ganti sesuai selera, juga tambahkan --class arch supaya icon Arch Linux dapat tampil. Ganti group dan resolusi sesuai selera. Gunakan burg-emu untuk emulasi secara langsung dengan mengeksekusi "/opt/burg-emu/bin/burg-emu".

Konfigurasi
Pengaturan umum terdapat pada /etc/default/burg, parameter-parameternya akan dibaca saat menjalankan burg-mkconfig. Dengan menghilangkan komentar, kurang lebih seperti ini :

GRUB_DEFAULT=0
GRUB_TIMEOUT=6
GRUB_DISTRIBUTOR=`lsb_release -i -s 2> /dev/null || echo Arch`
GRUB_CMDLINE_LINUX_DEFAULT="quiet splash"
GRUB_CMDLINE_LINUX=""
GRUB_SAVEDEFAULT=true
GRUB_GFXMODE=saved
GRUB_GFXPAYLOAD_LINUX=1440x900
GRUB_DISABLE_LINUX_RECOVERY="true"
GRUB_THEME=saved
GRUB_FOLD=saved

Konfigurasi Menu
Pengaturan terdapat pada /boot/burg/burg.cfg, secara default file ini tidak ditujukan untuk diedit manual, namun seperti yang dijelaskan diatas perlu dilakukan sedikit penyesuaian. Contoh menuentry kurang lebih seperti ini :

menuentry 'Arch Linux' --class arch --class os --group group_/dev/sda2 {
    savedefault
    set gfxpayload=1440x900
    insmod ext2
    set root='(hd0,2)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff
    echo    'Loading Linux vmlinuz26 ...'
    linux    /boot/vmlinuz26 root=/dev/disk/by-uuid/6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff ro
    echo    'Loading initial ramdisk ...'
    initrd    /boot/kernel26.img
}
menuentry 'Arch Linux Fallback' --class arch --class os --group group_/dev/sda2 {
    savedefault
    set gfxpayload=1440x900
    insmod ext2
    set root='(hd0,2)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff
    echo    'Loading Linux vmlinuz26 ...Loading Linux Fallback ...'
    linux    /boot/vmlinuz26 root=/dev/disk/by-uuid/6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff ro
    echo    'Loading initial ramdisk ...'
    initrd    /boot/kernel26-fallback.img
}

Sedangkan untuk distro lain yang Grub / Grub2 / Burg yang diinstall pada partisi root cukup di chainloader saja

menuentry "openSUSE 11.4" --class suse --class os --group group_/dev/sda6 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,6)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 3239bbec-7a75-4d17-a228-b9543d1fa7ae
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Ubuntu 10.10" --class ubuntu --class os --group group_/dev/sda7 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,7)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 4ce281ea-9f29-40b8-b891-1e28df127172
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Linux Mint Debian Edition" --class linuxmint --class os --group group_/dev/sda8 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,8)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 200aec2b-8c34-4711-8ce0-3a8de76e0b15
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Linux Mint 10" --class linuxmint --class os --group group_/dev/sda9 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,9)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 464e767b-eeab-4d5d-b3f4-392d4079fe7a
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Linux Mint 10 KDE" --class linuxmint --class os --group group_/dev/sda10 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,10)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 0fdb6da5-a25e-4565-8f71-e3d83ddc8762
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}

Shortcut
F1 untuk bantuan, F2 untuk mengganti tema, F3 atau R untuk mengganti resolusi layar, F untuk folding menu dan F7 untuk menampilkan submenu pada folding menu. E untuk mengedit, dan seterusnya.,.


Burg-manager?
Merupakan antarmuka berbasis grafis untuk Burg yang dikembangkan oleh pihak ketiga. Sejujurnya cara tercepat mengedit konfigurasi adalah dengan text editor, hehe.,. Aplikasi yang seharusnya mempermudah, justru kadang malah memperumit. Pada prakteknya Burg-manager sering hang -alasan yang sebenarnya-.

Why oh why?
Sebenarnya cukup menginstall satu boot manager pada MBR, entah itu Grub / Grub2 / Burg. Sedangkan pada partisi root tiap distro tidak perlu diinstall boot manager. Namun sudah menjadi kebiasaanku, alasan lain adalah untuk kemudahan -atau mempersulit?-, karena boot manager pada MBR men-chainloader ke -apapun- boot manager pada partisi root tiap distro.

Thursday, March 10, 2011

openSUSE 11.4

  No comments
Masih 5 jam lagi menunggu pengumuman rilis resmi dari openSUSE 11.4, tapi aku sudah mendapatkan ISO DVD nya, hehe.,.

Pertanyaannya adalah apakah openSUSE 11.4 lebih baik dari openSUSE 11.3?
Sejauh ini dari segi art sangat bagus, konsisten dari Grub, bootsplash, KDM, KSplash, sampai wallpapernya dan openSUSE branding pada splash tiap aplikasi. Juga sudah menggunakan KDE SC 4.6.0 yang beberapa minggu lalu dirilis, harapanku semoga beberapa bugs yang mengganggu diperbaiki team KDE openSUSE.

Sebagai alternatif disertakan Grub2, yang secara default masih memakai Grub Legacy. Tertarik dengan Gnome 3 -preview- ? Ada juga kok, nantinya juga kalo Gnome 3 dirilis bakalan ada respin CD Gnome 3. DE yang lain juga ada, Gnome 2, XFCE, LXDE, *Box, dll.,. semua tersedia di DVD yang berukuran 4.30 GiB. Tentunya 'paket' hemat juga tersedia, yaitu Live CD Gnome, Live CD KDE, Addons Language.

Pada rilis kali ini, YaST Software Manager nya sudah mencakup beberapa repository diluar openSUSE seperti Packman, tinggal di aktifkan beres.,. -kenapa gak dari dulu c?-. Bagi yang menginginkan rolling release tinggal tambahkan repository Tumbleweed.

Hm.,. apalagi ya? Bentar, nanti malam baru ada waktu buat install openSUSE 11.4, cu.,.

Lanjut.,.
YaST installer masih sama seperti yang dulu, beda art saja, slideshownya pun masih sama malahan ada sedikit salah tulis, yang seharusnya LibreOffice tertulis OpenOffice.org. Dari segi lamanya instalasi rasanya sama juga. Perbedaannya adalah instalasi stage 2 tidak perlu reboot dan langsung automatic configuration, lalu kemudian masuk ke DE yang dipilih. Jika dibandingkan dengan installernya Ubuntu / Linux Mint, YaST Installer rada ribet saat pengaturan partisi, walaupun lebih powerfull namun tetap saja instalasi Ubuntu / Linux Mint lebih mudah dan cepat. Perlu diingat bahwa perbedaan media instalasi juga mempengaruhi, dimana Ubuntu hanya berupa CD, sedangkan openSUSE berupa CD dan DVD.

Sialnya entah kenapa yang seharusnya Grub terinstall pada partisi root (bukan MBR) ternyata malah merusak Burg yang terinstall pada MBR, hasilnya laptopku tidak bisa booting, hehe.,. Tenang saja, cukup booting DVD installer openSUSE, pilih Recovery, nantinya akan masuk ke console, login sebagai root -tanpa password-, lalu

grub
root (hd0,5)
setup (hd0)
quit
reboot

Kemudian masuk ke openSUSE, tambahkan entry untuk Arch Linux melalui YaST Grub, reboot, masuk ke Arch Linux, lalu buka Konsole sebagai root eksekusi

burg-install /dev/sda

Jika entry openSUSE belum ada pada burg.cfg, tambahkan. Reboot, dengan ini Arch Linux sukses mengambil alih Boot Manager dari Grub menjadi Burg -seperti semula-. Oh BTW, berhubung aku sukanya menginstall  Grub tiap distro pada partisi root, Grub openSUSE harus diperbaiki, booting DVD installer openSUSE, masuk Recovery console, login sebagai root -tanpa password-, lalu

grub
root (hd0,5)
setup (hd0,5)
quit
reboot

Kedepannya nanti aku terbitkan artikel mengenai Burg.
openSUSE terkenal dengan KDE SC nya yang teroptimasi dengan baik -secara developer KDE banyak juga menjadi developer openSUSE-.  Buktinya memory yang dipakai KDE lumayan sedikit dibandingkan distro lainnya, kurang lebih 430 MiB, sebagai perbandingan Arch Linux KDE memakai setidaknya 700an MiB -dengan Nepomuk dan Strigi aktif-.

Ada yang hilang dari systray, Suse Updater yang kini digantikan oleh KPackageKit -sekarang berganti nama menjadi Apper-, Network Manager Plasmoid yang sedikit berbeda dari standar. Firefox bukannya memakai Firefox 3.5.x, namun Firefox 4 Beta yang nantinya akan diupdate jika mencapai rilis final.

Sayangnya untuk pengguna dengan vga Chrome9 dan sejenisnya, driver openchrome tidak disertakan namun dapat didownload di Factory -yang seharusnya sebentar lagi turun ke 11.4-. Untuk laptop diperlukan sedikit pergantian pengaturan agar font nya terlihat baik, dari System Setting > Application Appearance > Fonts, Use anti aliasing (enabled) dan Force font DPI (96DPI), reboot.

Sejauh ini aku puas, berikut tampilan desktopku, KDE SC 4.6.0

openSUSE 11.4 dengan KDE SC 4.6.0 memakai tema Air openSUSE

KickOff Menu

http://news.opensuse.org/2011/03/10/opensuse-11-4/

Thursday, March 3, 2011

Tentang Ukuran Partisi

  2 comments
Sering berurusan dengan partisi memartisi harddisk, flashdisk, dsb?
Tentunya memakai GParted kan?
Lalu bagaimana cara membuat partisi TEPAT 5 GiB -misalnya- ?

Well, pertanyaan yang menarik.,. Bagi beberapa orang hal ini mungkin ga penting -walaupun perkara sepele-, tapi ga ada salahnya juga mengetahui hal -sepele- ini. GParted secara default memperbolehkan membuat partisi lebih besar dari 1 MiB, secara logika memang sudah seharusnya. Ketika membuat partisi baru atau merubah ukuran partisi, pasti dihadapkan pada pilihan berapa X MiB?
Singkatnya begini

1024 Bytes = 1 Kibibyte (KiB)
1024 Kibibytes (KiB) = 1 Mebibyte (MiB)
1024 Mebibytes (MiB) = 1 Gibibyte (GiB)
1024 Gibibytes (GiB) = 1 Tebibyte (TiB)
1024 Tebibytes (TiB) = 1 Pebibyte (PiB)
1024 Pebibytes (PiB) = 1 Exbibyte (EiB)

Jadi ketika membuat partisi baru acuannya :

1 GiB = 1024 MiB
5 GiB = 5120 MiB
10 GiB = 10240 MiB
20 GiB = 20480 MiB
50 GiB = 51200 MiB
100 GiB = 102400 MiB
200 GiB = 204800 MiB
400 GiB = 409600 MiB
dst

Membuat partisi dengan ukuran 5 GiB, hiraukan 'Free space preceding (MiB)' yang otomatis memakai 1 MiB

Tepat 5 GiB

That's it.,.

Wednesday, March 2, 2011

Pindah /rumah Lagi

  No comments
Akhirnya dapat juga harddisk baru untuk laptopku.,. Seagate Momentus ST9500325AS SATA II 500GB. Karena sayang jika harus menginstall ulang kembali Arch Linux ku, maka aku mencari solusi yang praktis. Solusi yang mungkin adalah kloning harddisk dan cara manual.

Duh, kali terakhir kloning harddisk sudah beberapa tahun yang lalu, itu pun memakai Norton Ghost dan praktek kilat pula. Harddisk yang baru ku pasang di HDD enclouser, lalu terhubung ke laptop dan dengan GParted aku membuat partisi-partisi baru. Sejauh ini belum menemui masalah apapun, malahan mendapatkan sedikit pencerahan dalam perhitungan Byte yang -kurang lebih- tepat. Inginku hanya mengkloning partisi root Arch Linux dan partisi /home, sedangkan distro-distro lainnya bisa diinstall ulang.

Harddisk lama
sda1    fat32    10 GiB
sda2    ext4    20 GiB sumber
sda3    ext4    5  GiB
sda4 (extended)
    sda5    ext4    5  GiB
    sda6    ext4    5  GiB
    sda7    ext4    10 GiB
    sda8    ext4    55 GiB sumber
    sda9    swap    1  GiB

Harddisk baru
sdb1    fat32    20 GiB
sdb2    ext4    20 GiB target dari sda2
sdb3    ext4    350 GiB target dari sda8
sdb4 (extended)
    sdb5    ext4    10 GiB
    sdb6    ext4    10 GiB
    sdb7    ext4    10 GiB
    sdb8    ext4    10 GiB
    sdb9    ext4    10 GiB
    sdb10    ext4    10 GiB
    sdb11    ext4    5  GiB
    sdb12    ext4    5  GiB
    sdb13    swap    5  GiB

Setelah menelusuri beberapa dokumentasi dan blog-blog di internet, jawabannya cuma satu yaitu CLONEZILLA. Untungnya distro PartedMagic sudah menyertakan CloneZilla, dengan bantuan UNetBootin untuk membuat Live USB PartedMagic.

Percobaan pertama

Setelah reboot lalu booting melalui UFD dan PartedMagic jalan di memory, aku mengeksekusi CloneZilla. Dengan tuntunan langkah demi langkah -wizard based-, kali pertama dihadapkan pada pilihan :

device-image atau device-device (pilih device-device) lalu
beginner atau expert (pilih beginner)
dan seterusnya dan seterusnya

Lho kok disingkat? Yak.,. karena hasil akhirnya gagal. Partisi /home yang seharusnya 350 GiB -memang tertera segitu-, namun sisa partisi kosongnya hanya beberapa GiB -yang seharusnya 300 GiB an-.

Percobaan kedua

Setelah -lagi- jengkel karena seharusnya CloneZilla secara otomatis meng-handle resize partisi, aku mencoba yang kali kedua.
langkah-langkahnya :

Pilih device-device

Expert Mode

Part to Local Part, karena akan mengkloning partisi bukan disk

Partisi asal yang akan di kloning

Partisi target

Advanced Parameters, pilih -r, -fsck-src-part, -v

Pilih -k, karena sejak awal sudah menyiapkan partisi-partisi pada harddisk target

Tekan Enter

Konfirmasi sebelum eksekusi perintah

Konfirmasi terakhir sebelum eksekusi total

Tahap awal kloning

Proses kloning sedang berlangsung

Selesai, tekan Enter kemudian Reboot

Harap diperhatikan saat pilihan advanced parameters, karena pada dasarnya aku hanya ingin mengkloning data, tanpa grub dan MBR nya. Karena nantinya bisa ku install ulang Grub sendiri.

Penting ! CloneZilla hanya bisa menangani kloning dari :
disk/partisi sumber berukuran sama dengan disk/partisi target
disk/partisi sumber berukuran lebih kecil daripada disk/partisi target
jika disk/partisi sumber lebih besar akan muncul error, kadang disk/partisi target terlanjur dihancurkan sehingga perlu me-format ulang tiap partisi

Setelah selesai semua, tinggal mengganti harddisk nya dan viola.,. masih belum bisa booting, soalnya Grub nya belum di install ulang.,. hehe