Beberapa bulan yang lalu aku mencoba
openSUSE Tumbleweed, dengan hasil yang memuaskan. Bagaimana setelah beberapa bulan berjalan.,.?
Beberapa catatan menarik yang perlu diperhatikan antara lain :
- Besarnya update yang terjadi dalam rentang harian, memang terkadang tidak tersedia update, namun lebih sering pasti ada rebuild pada repository Tumbleweed. Jika dibandingkan dengan Arch Linux dan Chakra GNU/Linux, openSUSE Tumbleweed sangat boros bandwidth -dengan asumsi user mengupdate tiap hari- dan jumlah paket yang harus didownload pun lebih banyak -atau sangat banyak?-, kurang lebih antara 100MiB-500MiB. Mungkin padanan yang serupa adalah Linux Mint Debian Edition -walaupun kedepan akan berkurang drastis, karena LMDE menerapkan sistem "Update Pack", tidak langsung diupdate dari Debian Sid (unstable).
Praktek terbaik: Jika anda memiliki bandwidth terbatas a.k.a koneksi lambat -sudah gitu ada quotanya lagi.,. LOL-. Tetapi tetap ingin memakai
openSUSE Tumbleweed, lakukan update dalam rentang mingguan -1 atau 2 minggu sekali-, atau bahkan cukup sebulan sekali. Tentunya ada resiko tersendiri jika memilih langkah tersebut, salah satunya dalam hal keamanan.
- Prosedur update yang membingungkan, memang sudah dijelaskan bahwa tidak disarankan mengupdate melalui YaST, tapi bukan berarti melalui terminal juga mudah. Salah satu cara-atau dua?- mengupdate yaitu zypper dup atau zypper dup --from Tumbleweed, yang pada prakteknya cara terbaik adalah zypper dup --from Tumbleweed. Mengapa begitu? Karena jika anda mengupdate dengan mengeksekusi perintah zypper dup bisa dipastikan terjadi vendor change, dengan kata lain terjadi pencampuran paket dari repository Stable dan Tumbleweed.
Praktek terbaik: Update melalui terminal dengan mengeksekusi perintah
zypper dup --from Tumbleweed. Resikonya? paket-paket dari repository lain tidak akan diupdate, dengan kata lain user harus mengupdate per repository.
- Resolusi dependency paket yang juga membingungkan, masih terkait dengan poin diatas. Saat mengupdate dipastikan anda akan ditanya oleh zypper berkaitan dengan vendor change beserta ketergantungan paket-paket. Walaupun tidak bisa dipungkiri zypper itu bagus, namun menurutku terlalu ribet jika dibandingkan dengan pacman. kasus yang terjadi seperti ketika zyyper menangani paket terkait yang sudah tidak menjadi dependency paket lainnya, bukannya menghapus paket tersebut malahan mendowngrade banyak paket, celakanya beda arsitektur lagi.
Praktek terbaik: Solusinya dengan melihat dependency paket yang bermasalah tersebut, kemudian menghapusnya terlebih dahulu sebelum mengupdate sistem.
- Beberapa paket sering diupdate, beberapa paket menunggu diupdate, TBH hal ini dapat disebut kekurangan, tapi dapat juga disebut kelebihan. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah kestabilan. Saat ini Tumbleweed sudah menyediakan Kernel Linux 3.0.x, dan KDE SC 4.7.x baru akan muncul paling lambat minggu depan. Sangat kontras dimana Arch Linux sudah menikmati KDE SC 4.7.2, sedangkan Chakra GNU/Linux baru KDE SC 4.7.1.
Praktek terbaik: Kestabilan adalah hal yang utama
Yang terakhir adalah,
openSUSE user yang men-update
Tumbleweed pada rentang seminggu yang lalu -terhitung sejak hari ini-, kemungkinan besar menemukan sistemnya
BROKEN. Tunggu seminggu kedepan, karena om
Greg kh akan memperbaikinya.,.