Tuesday, January 31, 2017

Owlboy - Platformer Petualangan Dengan Banyak Pujian Kritis Kini Mendukung Linux

  No comments


Genre: Action, Adventure, Indie
Developer: D-Pad Studio
Publisher: D-Pad Studio
www.owlboygame.com



Dengan waktu pengembangan selama 9 tahun, kiranya penantian yang sangat lama ini terbayar sudah. Game petualangan dengan aksi platformer aerial ini menuai banyak pujian. Owlboy menawarkan desain seni pixel retro yang indah diiringi latar musik yang mendukung dengan gameplay yang kreatif. Anda bermain sebagai Otus yang berpetualangan menjelajahi dunia baru diawan yang dipenuhi monster, hal yang tidak terduga dan rahasia terpendam. Ajak kawan-kawan Otus yang menguasai keahlian berbeda-beda guna membantu petualanganmu.

Owlboy dirilis pada bulan November 2016 tanpa dukungan Linux, dengan kerjasama dengan Ethan Lee -salah satu game porter ternama-, akhirnya game ini dirilis juga pada Linux.









Disgaea 2 PC - RPG Taktis Klasik Telah Dirilis

  No comments


Genre: RPG
Developer: Nippon Ichi Software, Inc.
Publisher: NIS America, Inc.



Judul kedua dari seri Disgaea ini dirilis dengan dukungan Linux / SteamOS pada hari pertama. Setelah absen pada rilis perdana Disgaea PC yang pertama pada awal tahun 2016, kini pengembang menambahkan dukungan platform Linux pada sekuel terbarunya ini. Disgaea PC pada awalnya merupakan game konsol PS2, PSP, dan NDS dengan judul Disgaea yang memulai debut pada tahun 2003. Dilanjutkan dengan Disgaea 2 yang juga dirilis pada konsol pada tahun 2006. Karena seri ini banyak mendapatkan pujian, tak heran ketika berita diportingnya Disgaea ke platform PC disambut dengan gembira.

Disgaea 2 PC sudah termasuk segalanya dari Disgaea 2: Cursed Memories (PlayStation 2) dan Disgaea 2: Dark Hero Days (PSP), beserta karakter tambahan yang dapat dimainkan, pembaharuan antarmuka, dukungan mouse dan keyboard. Memang jika dilihat dari segi grafisnya sudah terlihat berumur, tapi terkadang justru pengalaman bermainnya itu yang lebih berkesan mengingat game ini merupakan salah satu judul yang cukup populer di konsol. Alangkah lebih baik jika rilis ulang ini disertakan dengan versi HD nya seperti kebanyakan game-game lama yang dirilis ulang.

Sekarang tersisa Disgaea 3, 4, dan 5 yang entah akan diporting juga atau tidak.


Saturday, January 28, 2017

Wine 2.0 Telah Dirilis, Selamat Datang DirectX 11

  No comments


Tahun 2017 bakal menjadi tahun yang menarik, pasalnya implementasi awal dari DirectX 10 dan DirectX 11 pada Wine mulai membuahkan hasil. Sementara implementasi DirectX 9 sudah cukup lengkap, sehingga pengembang Wine dapat berfokus pada DX10 dan DX11. Tidak seperti pendahulunya DX9, penerusnya -DX10/11- jauh berbeda dan dikembangkan ulang dari awal. Tentunya hal ini berlaku pula pada Wine, sehingga sudah sejak setahun yang lalu pengembang secara bertahap menambahkan fitur-fitur DX10/11. Seiring dengan rilis Wine 2.0, Wine Staging juga merilis Wine Staging 2.0. Wine Staging merupakan area percobaan, dimana perbaikan dan fitur experimental di uji coba sebelum akhirnya disatukan dengan kode utama Wine.

Walaupun boleh dibilang implementasinya belum selesai, namun beberapa game DX10/11 sudah dapat dimainkan dengan Wine. Berikut daftar game yang telah di uji coba oleh pengembang Wine:

* DOOM (2016)
Bukan game DX10/11, namun tambahan patch yang memungkinkan game ini dapat berjalan dirilis bersama Wine Staging. Pada saat uji coba beta DOOM dapat dimainkan dengan Wine, namun ketika rilis final yang mengikutsertakan proteksi anti pembajakan Denuvo malah menghalangi kinerja Wine. Berselang beberapa bulan kemudian, pada desember 2016 proteksi Denuvo dihilangkan dari DOOM. Tidak membutuhkan waktu yang lama sebelum akhirnya game ini dapat dimainkan kembali. Ironisnya DOOM yang menggunakan Id Tech 6 engine dengan OpenGL dan Vulkan backend ini tidak mendukung platform Linux. Hal ini dirasa cukup wajar mengingat Bethesda selaku publisher dari DOOM, terkenal tidak bersahabat dikalangan Linux gamers.
* Deus Ex: Human Revolution - Director's Cut
Dapat dimainkan pada DX9 mode, sedangkan pada DX11 terdapat sedikit sampai sedang kesalahan tampilan grafis.
* Halo: Spartan Assault
Game DX11 yang dapat dimainkan dengan sedikit kesalahan tampilan grafis.
* Hitman: Absolution
Game DX11 yang dapat dimainkan dengan sedikit kesalahan tampilan grafis.
* Tomb Raider (2013)
Game dengan DX9 dan DX11 yang dapat dimainkan dengan sedikit kesalahan tampilan grafis.
* The Forest
Game DX11 yang dapat dimainkan dengan sedikit kesalahan tampilan grafis.
* The Talos Principle
Game DX11 yang dapat dimainkan dengan sedikit kesalahan tampilan grafis.
* Shantae and the Pirate's Curse
Game DX11 yang dapat dimainkan.
* Sniper Elite V2
Game DX11 yang dapat dimainkan dengan sedikit sampai sedang kesalahan tampilan grafis.
* Ori and the Blind Forest
Dapat dimainkan pada DX9 mode, sedangkan pada DX11 berjalan sangat lambat.
* Need For Speed Most Wanted (2012)
Tidak dapat dimainkan karena memiliki isu kinerja.

Perlu diingat bahwa beberapa game diatas sudah tersedia versi Linuxnya, namun tetap di uji coba pada Wine DirectX 11.


Platform Distribusi
Pada masa kini penjualan game sudah didominasi oleh toko digital secara online dan biasanya dibutuhkan aplikasi khusus untuk mengelola segala hal yang berkaitan dengan game seperti Steam, Uplay, Origin, GOG Galaxy dan Battle.net -hanya Steam yang mendukung Linux-. Dengan ditiadakannya dukungan Windows XP, Windows 7 menjadi target minimal yang baru. Wine 2.0 meningkatkan dukungan kompabilitas Steam, Uplay, Origin, GOG Galaxy dan Battle.net pada mode Windows 7. Terakhir kali aku mencoba hampir semua aplikasi tersebut gagal berjalan pada mode Windows XP, kecuali Steam dan Battle.net


Perubahan Pada Proyek Wine
Dengan dirilisnya Wine 2.0, proyek Wine mengikuti jadwal rilis dan skema versi yang baru. Rilis stabil menggunakan skema versi 2.0.1, 2.0.2, 2.0.3, dst. Sedangkan rilis pengembangan akan menggunakan skema versi 2.1, 2.2, 2.3, dst yang nantinya menjadi rilis stabil 3.0.

Guna mendukung pendanaan proyek Wine, silahkan membeli lisensi CrossOver.


https://www.winehq.org/announce/2.0
https://www.wine-staging.com/news/2017-01-25-blog-vulkan-dx11.html

Thursday, January 26, 2017

HandBrake 1.0 : Open Source Video Transcoder

  No comments


Setelah 13 tahun pengembangan, akhirnya HandBrake 1.0 dirilis ke publik.

Tunggu dulu... apa tidak salah tulis?
Tidak perlu memeriksakan diri ke dokter mata, karena semua yang tertulis diatas benar adanya.

Bukan hal yang aneh di dunia opensource yang sepertinya engan menggunakan angka genap, padahal pada kenyataannya aplikasi tersebut sudah patut menyandang status stabil. Seingatku sudah sangat lama HandBrake berkutat pada versi 0.9.x, dan baru sekarang beranjak ke versi 1.0.x.



HandBrake merupakan aplikasi konversi video dengan dukungan profil-profil preset bawaan yang menentukan kualitas hasil akhir encoding. Untuk hasil yang maksimal, ubah parameter pilihan-pilihan yang diinginkan.


https://handbrake.fr

Awesome Window Manager 4.0

  No comments


Awesome 4.0 mendarat pada repository Arch Linux beberapa waktu yang lalu.
Baru sadar kalau rilis tersebut merupakan revisi utama keempat.
Yang perlu diperhatikan adalah perubahan konfigurasi yang secara detail dijelaskan pada website resminya.

Didunia Linux yang didominasi oleh lingkungan desktop GNOME dan KDE, apakah masih tersedia ruang untuk yang lain?
Apalagi hanya berupa window manager, bukan lingkungan desktop. Jawabannya sudah tentu "YA!".

Selalu ada saja permintaan pemenuhan akan window manager yang minimalis dengan tingkat fleksibilitas konfigurasi yang tinggi, tidak heran jika banyak window manager yang tetap eksis hingga saat ini.


https://awesomewm.org

FreeDOS 1.2

  No comments


Pernah membeli laptop kosongan? Tanpa OS maksudnya.
Walaupun sebenarnya tidak "kosong", dapat ditebak pasti telah terinstall FreeDOS.
Hari gini siapa juga yang masih pakai DOS? hehehe...

FreeDOS merupakan implementasi open source dari Disk Operating System.
Limitasi dari desain sistem operasi itu sendiri memang sudah termakan zaman.
Namun bukan berarti tidaklah berguna, dengan berbagai alasan entah itu nostalgia atau sekedar menjalankan aplikasi legacy DOS, FreeDOS memungkinkan pengalaman itu.



Pada rilis kali ini, FreeDOS mengusung installer baru yang memudahkan instalasi. Aplikasi FDIMPLES yang memudahkan pemasangan dan pencopotan aplikasi-aplikasi.


www.freedos.org

Monday, January 16, 2017

Calligra 3.0 Telah Dirilis

  No comments


Berbicara tentang aplikasi pengolah dokumen kantor, sudah tentu semua Linuxer mengenal LibreOffice.
Akan tetapi LibreOffice bukanlah satu-satunya aplikasi dikategori ini, perkenalkan Calligra.

Calligra merupakan office suite yang menggunakan teknologi KDE / Qt. Pada awal tahun 2017 ini pengembang Calligra merilis revisi utama ketiga.

Calligra 3.0 dibangun diatas KDE Frameworks 5 dan Qt5 tanpa ada fitur baru, karena proses mem-porting dari KDE Frameworks 4 dan Qt4 itu sendiri memerlukan upaya yang ekstra.

Dengan rilis kali ini, aplikasi Author dan Brainstorm dihentikan pengembangannya, sedangkan Flow dan Stage masih belum selesai diporting.

Friday, January 13, 2017

The Humble Store Winter Sale

  No comments


Apa ada yang ketinggalan event winter sale akhir tahun lalu?
Tenang saja masih tersisa satu lagi, kali ini dari Humble Store yang terkenal dengan bundlenya dan DRM-Free plus Steam key.
Sayangnya seperti halnya GOG, pada Humble Store ini tidak diberlakukan harga regional alias harganya sama di seluruh negara kecuali sebagian negara eropa yang menggunakan Euro.
Menurutku jika dibandingkan dengan GOG, Humble Store ini lebih unggul karena selain sebagian besar gamenya DRM-Free, anda juga mendapatkan Steam key yang nantinya dapat diaktifkan pada Steam.

Oh BTW ada game gratis lho, DiRT Showdown -yang mendukung Linux juga-, buruan waktunya terbatas hanya tinggal 1 hari saat artikel ini diterbitkan.


https://www.humblebundle.com/store

Wednesday, January 11, 2017

Solusi Game Berbasis Unity3D Yang Gagal Dijalankan

  No comments


Unity3D atau Unity Engine -tidak ada kaitannya dengan lingkungan desktop Unity- merupakan salah satu game engine yang cukup populer digunakan dalam pengembangan game multiplatform. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan Unity3D itu sendiri, salah satu masalah yang sering aku temui adalah game tersebut gagal dijalankan. Pada beberapa kasus, pada layar hanya tampil gelap atau blackscreen namun musik latarnya masih tetap terdengar. Setelah menelusuri berbagai forum, satu solusi yang muncul adalah.

-force-opengl

Setidaknya ada dua game dikatalogku yang mempunyai masalah ini yaitu Broforce dan Chroma Squad.

Cara menerapkan solusi diatas:

1. Buka Steam, lalu Library.
2. Klik kanan pada judul game yang dimaksud, kemudian pilih Properties.


3. Pada tab General, pilih Set launch options...


4. Ketik atau copy paste -force-opengl pada kolom yang tersedia. Klik OK untuk mengkonfirmasi.



Enjoy.

Tuesday, January 10, 2017

Sid Meier’s Civilization® VI Segera Hadir di Linux

  No comments
Copyright Aspyr Media.


Berita gembira pada awal 2017, Sid Meier’s Civilization® VI segera hadir di SteamOS / Linux.
Aspyr Media yang bertanggung jawab atas porting seri sebelumnya yaitu Sid Meier’s Civilization® V dan ekspansinya, melansir berita yang cukup mengejutkan pagi ini.
Pasalnya sempat beredar keraguan akan jadi tidaknya port salah satu seri yang populer ini ke platform Linux. Paling tidak jeda antara rilis dengan platform lainnya cukup dekat, sehingga minat pada game ini masih cukup tinggi.

Masih terasa kurang? Anda sedang beruntung karena Aspyr Media masih memiliki dua judul game yang akan dirilis setelah Sid Meier’s Civilization® VI. Sayangnya judul kedua game tersebut masih dirahasiakan.

Satu hal yang pasti tahun 2017 merupakan tahun "menyogok pengembang dengan cookies", terbukti dengan suksesnya sogokan cookies para Linux gamers kepada Aspyr Media yang membuahkan Sid Meier’s Civilization® VI. -yang gagal paham, ini adalah jokes / gurauan-

Ingat jangan terburu-buru membeli game ini, tunggu hingga rilis resmi di Linux sehingga semua sales akan masuk ke kantong Aspyr Media. Jangan lupa pada minggu-minggu pertama pastikan memainkan game ini di Linux -bukan pada platform lain-, sehingga nantinya terhitung sebagai Linux sales.

Monday, January 2, 2017

Steam Top 100 Selama 2016

  No comments


Game-game terlaris pada Steam yang mendukung SteamOS / Linux.

(tidak diurutkan berdasarkan peringkat)

Platinum: peringkat 1 s/d 12 terlaris
Counter Strike: Global Offensive
DOTA2
Rocket League
Total War: WARHAMMER
XCOM 2


Gold: peringkat 13 s/d 24 terlaris
ARK: Survival Envolved
Team Fortress 2
Stardew Valley
Stellaris


Silver: peringkat 25 s/d 40 terlaris
Cities: Skylines
Civilization V
Deus Ex: Mankind Divided
Dying Light: The Following - Enhanced Edition
Europa Universalis IV
Hearts of Iron IV
PAYDAY 2
Rust
War Thunder


Bronze: peringkat 41 s/d 100 terlaris
7 Days to Die
American Truck Simulator
Borderlands 2
Borderlands: The Pre-Sequel
Crusader Kings II
Darkest Dungeon
Divinity: Original Sin - Enhanced Edition
Don't Starve Together
Euro Truck Simulator 2
Factorio
Firewatch
Football Manager 2016
Football Manager 2017
Garry's Mod
Kerbal Space Program
Left 4 Dead 2
Life Is Strange
RimWorld
Slime Rancher
Starbound
Steam Controller
Terraria
The Culling
Total War: ATTILA
Undertale


Daftar selengkapnya https://store.steampowered.com/sale/2016_top_sellers/

Sunday, January 1, 2017

2017

  No comments
Stycil Tux by Cheese.


Tahun kemarin bukanlah tahun yang buruk namun bukan juga tahun yang menarik bagiku. Walaupun harus ku akui ada beberapa peristiwa yang menarik menjelang akhir tahun 2016, tapi tetap saja berasa kurang "wow".


Mitos 1%
Pernahkah terbesit pertanyaan seberapa banyak sih pengguna Linux? Ada yang dapat menjawabnya? Sampai sekarang pun aku juga belum tahu jawaban pastinya.
Akan tetapi jika anda menelusuri sudut-sudut web di internet, angka yang sering muncul adalah lebih dari 1% dari keseluruhan komputer yang ada. Dan lucunya presentase ini bertahan pada satu digit yang sama bertahun-tahun dengan perkembangan yang sangat lambat berbanding dengan penambahan jumlah komputer baru.
Masalah mendasar pada kasus ini adalah acuan metriks yang dipakai tidaklah benar. Data yang sering dipakai sebagai acuan merupakan data hasil penjualan komputer baru -yang sudah tentu valid dengan marginal error sekian persen-. Disinilah letak permasalahannya, hampir semua komputer baru sudah terinstall Windows, hanya sedikit yang sudah terinstall Linux. Cobalah berkunjung ke pusat-pusat penjualan komputer, apa yang anda lihat? Sudah tentu yang terlihat adalah mbak-mbak SPG yang cantik, bukan, bukan itu arah pembicaraanku. Singkatnya walaupun nantinya komputer tersebut di install Linux -baik single boot maupun dual boot- tetap terhitung sebagai Windows sale. Kalau begitu beli komputer kosongan saja? -bukan komputer hanya casingnya saja tanpa isi apapun- sudah tentu donk, lagipula buat apa membayar lisensi kalau ujung-ujungnya memakai Linux juga. Akan tetapi dibeberapa negara mereka tidak mempunyai pilihan ini, tidak ada komputer kosongan -tanpa OS / FreeDOS / Linux-.

Tentu saja ada kajian lain yang menggunakan acuan berbeda, dengan lalu lintas internet sebagai sumbernya, namun sayangnya metode pengumpulan datanya dirahasiakan sehingga hasilnya pun diragukan oleh beberapa pihak. Presentasenya pun tidak jauh berbeda dengan metode sebelumnya, dan presentase ini bertahan pada satu digit yang sama bertahun-tahun. Hal ini berubah ketika pada tahun 2016 secara berturut-turut Linux menduduki lebih dari 2% dan bertahan pada angka 2.5%.

Jadi benarkah angka tersebut valid? dua metode berbeda dengan hasil yang sama walaupun satunya salah sasaran dan satunya lagi tidak jelas.
Komunitas Linux sendiri tidak tinggal diam dan berusaha menghitung jumlah pengguna Linux dengan beberapa inisiatif berbeda. Salah satunya adalah proyek Linux Counter, inisiatif tiap Distribusi, trafik website dll. Namun sayangnya lagi-lagi menampakkan hasil yang sangat tidak maksimal, sehingga tidak ada yang tahu pasti jumlah pengguna Linux yang sebenarnya.

Kalau tidak ada yang tahu lalu kenapa dibahas juga? Coba renungkan -ambil posisi relaks dan tundukan kepala yang diikuti dengan mengheningkan cipta-.
Linux ada dimana-mana, dari yang superkomputer sampai komputer kelas abal-abal, perangkat embedded, perangkat iot, smartphone, router, raspberry pi, dan-lain-sebangsanya-dan-tidak-sebangsanya-pun-masuk-hitungan. Kok bisa Linux cuma 1% ? -atau 2% kalau sekarang- Oh BTW 99.9% superkomputer yang ada didunia ini ditenagai Linux.

Linux pada desktop pun tidak kalah menarik, bahkan akhir-akhir ini terjadi migrasi besar-besaran dari pengguna macOS ke Linux. Untuk gaming pun sudah berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini, dan hal ini merupakan salah satu alasan yang membuatku me-reboot blog ini.


Mitos 1% lainnya
Rupanya angka 1 adalah angka keramat di dunia Linux, walaupun kali ini usianya relatif singkat namun ada kalanya untuk kemudahan angkanya dibulatkan menjadi 1%.
Ingin tahu berapa banyak pengguna Steam yang memakai Linux? Jawabannya cukup mudah, 1% dari jumlah total pengguna Steam. Ironisnya presentase ini tidak bertahan lama dan bergeser dikisaran 0.8x%.

Jadi pengguna Linux pada Steam berkurang drastis bukan? Sayangnya tidak benar, hanya saja salah mengartikan data yang diperoleh. Valve menggunakan survey bulanan dengan random sampling sebagai metode surveynya. Nah disini letak menariknya, banyak pengguna Linux yang jarang atau sama sekali tidak mendapat survey. Dapat dibayangkan dengan jumlah pengguna Linux yang sudah jelas lebih sedikit dibandingkan pengguna sistem operasi lainnya. Dengan kata lain 1% itu baru jarang mendapat survey, bagaimana jika semua pengguna Linux mendapatkan survey pada bulan yang sama, baru presentase yang sebenarnya terungkap.

Tapi tetap saja penggunanya berkurang bukan? Dari 1% ke 0.8x%, sayangnya lagi-lagi tidak tepat. Saat terjadinya kemerosotan presentase itu ternyata dibarengi penambahan jumlah pengguna Steam yang signifikan. Jika dikaji dari Steam Dev Days 2016 terlihat bahwa pengguna baru ini didominasi dari benua Asia dan sayangnya sebagian besar tidak menggunakan Linux. Oh BTW apakah anda sadar angka tersebut berupa presentase? Walaupun Valve jarang mengungkap angka sebenarnya berapa jumlah total pengguna aktif Steam, data yang bisa didapatkan dari website Steam itu sendiri berkisar pada 100 juta pengguna Steam baik yang aktif dan pasif.


Kenapa blog ini di-reboot
Jika anda perhatikan terbitan lama blog ini, sudah jelas bahwa durasi waktunya sporadis. Alasan sebenarnya apa sih? Menulis itu susah, apalagi buatku yang bukan seorang penulis, hanya untuk mencari ide artikel saja kadang butuh waktu yang sangat lama, belum lagi menuangkan ide tersebut menjadi artikel dan mengecek ulang hal-hal teknis guna meminimalisir kesalahan prosedur. Oh tidak semua artikel di blog ini orisinal? Dengan kata lain sudah pernah dibahas oleh orang lain. Bukan berarti topik yang dibahas sama lalu kemudian dipukul rata sama isinya. Aku sendiri berusaha seorisinal mungkin dalam hal isi, gaya penulisan, tata bahasa, pengaturan paragraf dan sebagainya. Aku juga berusaha mengganti ritme terbitan blog ini, paling tidak sebulan ada terbitan artikel.


Kenapa game
Saat Valve merilis Steam untuk Linux pada bulan Februari 2013, aku iseng mencobanya pada Arch Linux -ya benar, iseng-. Game pertama yang kuinstall adalah Team Fortress 2 karena Free2Play alias gratis. Sempat vakum lebih dari satu tahun, akhirnya balik lagi pada pertengahan tahun 2014 sampai dengan saat ini.
Biar begini, aku ini dulunya gamers lho -waktu masih belum insyaf dan tersesat didalam rumah dengan satu jendela-. PC yang pertama kurakit berorientasi gaming, walaupun GPU nya bukan kelas atas -mahal euy- tapi bisa dibilang terbitan terbaru saat itu. Kemudian berkenalan dengan yang namanya Linux dan hal pertama yang kulakukan adalah bagaimana caranya menjalankan game dengan Wine. Sukses menjalankan Need For Speed Underground dengan Wine membuatku terpesona dengan Linux, dan seterusnya dan seterusnya...
Sekarang pengguna Linux sudah bisa bernafas lega, menginstall game cukup mudah tinggal klik sana klik sini beres. Dengan adanya topik umum yaitu game setidaknya blog ini ada nafas baru. Tentu saja tidak serta merta semua game baru jadi bahan terbitan, setidaknya dapat berupa format berita saja, bukan review mendalam. Hal ini mengingat keterbatasan-keterbatasan terutama keterbatasan dana, apalagi game triple A rilisan terbaru harganya tidak murah.


Sebagai penutup, diawal tahun 2017 memang sengaja aku membahas 1%, karena hal ini sungguh menggangguku.
Semoga 2017 membawa keberkahan -amin-