Sunday, January 1, 2017

2017

  No comments
Stycil Tux by Cheese.


Tahun kemarin bukanlah tahun yang buruk namun bukan juga tahun yang menarik bagiku. Walaupun harus ku akui ada beberapa peristiwa yang menarik menjelang akhir tahun 2016, tapi tetap saja berasa kurang "wow".


Mitos 1%
Pernahkah terbesit pertanyaan seberapa banyak sih pengguna Linux? Ada yang dapat menjawabnya? Sampai sekarang pun aku juga belum tahu jawaban pastinya.
Akan tetapi jika anda menelusuri sudut-sudut web di internet, angka yang sering muncul adalah lebih dari 1% dari keseluruhan komputer yang ada. Dan lucunya presentase ini bertahan pada satu digit yang sama bertahun-tahun dengan perkembangan yang sangat lambat berbanding dengan penambahan jumlah komputer baru.
Masalah mendasar pada kasus ini adalah acuan metriks yang dipakai tidaklah benar. Data yang sering dipakai sebagai acuan merupakan data hasil penjualan komputer baru -yang sudah tentu valid dengan marginal error sekian persen-. Disinilah letak permasalahannya, hampir semua komputer baru sudah terinstall Windows, hanya sedikit yang sudah terinstall Linux. Cobalah berkunjung ke pusat-pusat penjualan komputer, apa yang anda lihat? Sudah tentu yang terlihat adalah mbak-mbak SPG yang cantik, bukan, bukan itu arah pembicaraanku. Singkatnya walaupun nantinya komputer tersebut di install Linux -baik single boot maupun dual boot- tetap terhitung sebagai Windows sale. Kalau begitu beli komputer kosongan saja? -bukan komputer hanya casingnya saja tanpa isi apapun- sudah tentu donk, lagipula buat apa membayar lisensi kalau ujung-ujungnya memakai Linux juga. Akan tetapi dibeberapa negara mereka tidak mempunyai pilihan ini, tidak ada komputer kosongan -tanpa OS / FreeDOS / Linux-.

Tentu saja ada kajian lain yang menggunakan acuan berbeda, dengan lalu lintas internet sebagai sumbernya, namun sayangnya metode pengumpulan datanya dirahasiakan sehingga hasilnya pun diragukan oleh beberapa pihak. Presentasenya pun tidak jauh berbeda dengan metode sebelumnya, dan presentase ini bertahan pada satu digit yang sama bertahun-tahun. Hal ini berubah ketika pada tahun 2016 secara berturut-turut Linux menduduki lebih dari 2% dan bertahan pada angka 2.5%.

Jadi benarkah angka tersebut valid? dua metode berbeda dengan hasil yang sama walaupun satunya salah sasaran dan satunya lagi tidak jelas.
Komunitas Linux sendiri tidak tinggal diam dan berusaha menghitung jumlah pengguna Linux dengan beberapa inisiatif berbeda. Salah satunya adalah proyek Linux Counter, inisiatif tiap Distribusi, trafik website dll. Namun sayangnya lagi-lagi menampakkan hasil yang sangat tidak maksimal, sehingga tidak ada yang tahu pasti jumlah pengguna Linux yang sebenarnya.

Kalau tidak ada yang tahu lalu kenapa dibahas juga? Coba renungkan -ambil posisi relaks dan tundukan kepala yang diikuti dengan mengheningkan cipta-.
Linux ada dimana-mana, dari yang superkomputer sampai komputer kelas abal-abal, perangkat embedded, perangkat iot, smartphone, router, raspberry pi, dan-lain-sebangsanya-dan-tidak-sebangsanya-pun-masuk-hitungan. Kok bisa Linux cuma 1% ? -atau 2% kalau sekarang- Oh BTW 99.9% superkomputer yang ada didunia ini ditenagai Linux.

Linux pada desktop pun tidak kalah menarik, bahkan akhir-akhir ini terjadi migrasi besar-besaran dari pengguna macOS ke Linux. Untuk gaming pun sudah berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini, dan hal ini merupakan salah satu alasan yang membuatku me-reboot blog ini.


Mitos 1% lainnya
Rupanya angka 1 adalah angka keramat di dunia Linux, walaupun kali ini usianya relatif singkat namun ada kalanya untuk kemudahan angkanya dibulatkan menjadi 1%.
Ingin tahu berapa banyak pengguna Steam yang memakai Linux? Jawabannya cukup mudah, 1% dari jumlah total pengguna Steam. Ironisnya presentase ini tidak bertahan lama dan bergeser dikisaran 0.8x%.

Jadi pengguna Linux pada Steam berkurang drastis bukan? Sayangnya tidak benar, hanya saja salah mengartikan data yang diperoleh. Valve menggunakan survey bulanan dengan random sampling sebagai metode surveynya. Nah disini letak menariknya, banyak pengguna Linux yang jarang atau sama sekali tidak mendapat survey. Dapat dibayangkan dengan jumlah pengguna Linux yang sudah jelas lebih sedikit dibandingkan pengguna sistem operasi lainnya. Dengan kata lain 1% itu baru jarang mendapat survey, bagaimana jika semua pengguna Linux mendapatkan survey pada bulan yang sama, baru presentase yang sebenarnya terungkap.

Tapi tetap saja penggunanya berkurang bukan? Dari 1% ke 0.8x%, sayangnya lagi-lagi tidak tepat. Saat terjadinya kemerosotan presentase itu ternyata dibarengi penambahan jumlah pengguna Steam yang signifikan. Jika dikaji dari Steam Dev Days 2016 terlihat bahwa pengguna baru ini didominasi dari benua Asia dan sayangnya sebagian besar tidak menggunakan Linux. Oh BTW apakah anda sadar angka tersebut berupa presentase? Walaupun Valve jarang mengungkap angka sebenarnya berapa jumlah total pengguna aktif Steam, data yang bisa didapatkan dari website Steam itu sendiri berkisar pada 100 juta pengguna Steam baik yang aktif dan pasif.


Kenapa blog ini di-reboot
Jika anda perhatikan terbitan lama blog ini, sudah jelas bahwa durasi waktunya sporadis. Alasan sebenarnya apa sih? Menulis itu susah, apalagi buatku yang bukan seorang penulis, hanya untuk mencari ide artikel saja kadang butuh waktu yang sangat lama, belum lagi menuangkan ide tersebut menjadi artikel dan mengecek ulang hal-hal teknis guna meminimalisir kesalahan prosedur. Oh tidak semua artikel di blog ini orisinal? Dengan kata lain sudah pernah dibahas oleh orang lain. Bukan berarti topik yang dibahas sama lalu kemudian dipukul rata sama isinya. Aku sendiri berusaha seorisinal mungkin dalam hal isi, gaya penulisan, tata bahasa, pengaturan paragraf dan sebagainya. Aku juga berusaha mengganti ritme terbitan blog ini, paling tidak sebulan ada terbitan artikel.


Kenapa game
Saat Valve merilis Steam untuk Linux pada bulan Februari 2013, aku iseng mencobanya pada Arch Linux -ya benar, iseng-. Game pertama yang kuinstall adalah Team Fortress 2 karena Free2Play alias gratis. Sempat vakum lebih dari satu tahun, akhirnya balik lagi pada pertengahan tahun 2014 sampai dengan saat ini.
Biar begini, aku ini dulunya gamers lho -waktu masih belum insyaf dan tersesat didalam rumah dengan satu jendela-. PC yang pertama kurakit berorientasi gaming, walaupun GPU nya bukan kelas atas -mahal euy- tapi bisa dibilang terbitan terbaru saat itu. Kemudian berkenalan dengan yang namanya Linux dan hal pertama yang kulakukan adalah bagaimana caranya menjalankan game dengan Wine. Sukses menjalankan Need For Speed Underground dengan Wine membuatku terpesona dengan Linux, dan seterusnya dan seterusnya...
Sekarang pengguna Linux sudah bisa bernafas lega, menginstall game cukup mudah tinggal klik sana klik sini beres. Dengan adanya topik umum yaitu game setidaknya blog ini ada nafas baru. Tentu saja tidak serta merta semua game baru jadi bahan terbitan, setidaknya dapat berupa format berita saja, bukan review mendalam. Hal ini mengingat keterbatasan-keterbatasan terutama keterbatasan dana, apalagi game triple A rilisan terbaru harganya tidak murah.


Sebagai penutup, diawal tahun 2017 memang sengaja aku membahas 1%, karena hal ini sungguh menggangguku.
Semoga 2017 membawa keberkahan -amin-

No comments :

Post a Comment