Saturday, September 17, 2016

Kelebihan dan Kekurangan Arch Linux

  5 comments
Setelah menggunakan Arch Linux lebih dari 7 tahun -wuih sudah lama juga-, sedikit banyak berubah.
Wah ambigu sekali kalimat tadi, sedikit tapi banyak? kok bisa.
Prosedur instalasi Arch Linux tidaklah banyak berubah, kurang lebih konsep dasarnya masih sama. Disisi yang lain init system yang digunakan berubah drastis, memakai systemd yang kontroversial. KDEMod sudah menjelma menjadi Distro turunan Arch Linux, Chakra Linux. Dengan kata lain paket KDE yang ada di repository berupa paket vanilla, mengikuti proyek upstream. KDE desktop pun sekarang pada revisi mayor ke 5, saat tulisan ini dibuat KDE Plasma 5.8 LTS Beta baru saja dirilis.

KDE Plasma 5.8 LTS Beta.


Sebagai refleksi dari Setahun Menggunakan Arch Linux

Kelebihan :

* Stabil.
Ya, cukup stabil, stack dasarnya juga stabil. Namun tetap perlu adanya strategi bencana -cieh...- dari sisi pengguna. Sebagai contoh disarankan menginstall setidaknya dua versi kernel Linux, rilis terbaru -linux- dan rilis LTS -linux-lts-. Kenapa? karena rilis terbaru kadang terdapat bug, dengan memiliki cadangan kalau diperlukan seketika sudah ada tinggal dipakai saja.
Selera pribadi, aku memakai linux-ck dan linux-lts-ck dari AUR. linux-ck sebagai pilihan utama, dan linux-lts-ck sebagai cadangan. Juga terinstall linux dan linux-zen, karena linux adalah paket default dan menjadi dependensi paket lain, sedangkan linux-zen buat coba-coba saja.
* Rolling Release.
Tidak perlu menunggu rilis terbaru setiap enam / delapan / x bulan. Termutakhir baik dari repository resmi ataupun AUR. Ingin google-chrome-dev? ada, google-chrome-beta? juga ada, google-chrome-stable? pasti ada, chromium-ini-itu? ada juga. Paket experimental seperti aplikasi yang mendukung Wayland? KDE Plasma Beta? semuanya ada baik binary maupun source.
* Vanilla dengan patch seperlunya.
Kenapa paket vanilla itu penting? vanilla itu apa sih? vanilla adalah paket yang tersedia di repository dibangun berdasarkan referensi dari proyek upstream dengan tidak menambahkan patch spesifik untuk Distro tertentu yang hanya menguntungkan Distro tertentu pula. Distro yang "baik" hanya berkolaborasi dan berkontribusi langsung pada proyek upstream, sehingga bermanfaat bagi semua downstream, downstream disini adalah Distro-distro yang lain.
* Distro yang berbasis komunitas.
Arch Linux -dan Distro-distro yang lain- menjadi bukti bahwa proyek berbasis komunitas dapat tumbuh dan berkembang serta bersaing dengan proyek berbasis komersial. Bukan berarti komersial hal yang buruk, namun hanya dua sisi koin yang berbeda.
* Dukungan komunitas melalui wiki, forum, irc dll.
Menemui jalan buntu? Arch Wiki solusinya. Ingin bertanya suatu hal? forum, irc, reddit, g+, dll
* Membuat paket Arch Linux cukup mudah dipahami daripada DEB atau RPM.
Untuk yang satu ini aku tidak berubah pendapat.


Kekurangan :

* Belum memakai Delta Package, sehingga ukuran paket yang didownload relatif besar.
Sejatinya dukungan paket delta sudah ada pada pacman, tinggal diterapkan pada cermin-cermin repository resmi. Berita baiknya, sudah ada satu repository yang mendukung delta.
* Belum memakai Signed Package, walaupun memakai hash check namun paket yang telah di sign lebih terjamin keabsahannya.
Dukungan verifikasi keabsahan paket ini ditambahkan pada Juni 2012
* Koleksi aplikasi belum sebanyak Ubuntu, apalagi Debian. Walaupun ada AUR namun lebih afdol jika paket tersebut masuk ke Community repository.
Kini jumlah paket-paket pada repository Extra dan Community benar-benar bertambah banyak, ditambah lagi AUR.
* Lebih cocok buat Desktop dari pada Server, bukan berarti ga bisa dipakai sebagai Server. Ada proyek komunitas yang memodifikasi Arch Linux supaya cocok dipakai sebagai Server.
* Ditujukan bagi pengguna mahir.
* Tidak ada lingkungan desktop default.
Ini sebenarnya bisa dibilang kelebihan atau kekurangan, dengan adanya fokus pada DE tertentu akan mempercepat perkembangan DE itu sendiri. Namun karena filosofi Arch Linux itu sendiri, penggunalah yang harus menentukan DE yang mana akan dipakai.
* Arsitektur yang didukung tidaklah sebanyak Debian.
Dukungan resmi pada arsitektur x86 32bit dan 64bit. Debian dipakai sebagai acuan karena setahuku Debian merupakan salah satu Distro yang mendukung banyak arsitektur.

Entah apa lagi kelebihan dan kekurangannya, yang jelas belum terbesit keinginan untuk pindah ke Distro yang lain.

5 comments :

  1. distro pertama kali yang saya gunakan adalah knoppix, ketika itu baru lahir dan sifatnya live saya tertarik untuk menggunakan. Setelah berkembang sedimikian lama, saat ini saya tidak memiliki ketertarikan khusus kepada distro tertentu. Masih belum move on dari beryl en compiz. Dengan efek efek yang indahnya saya terpesona. Namun sekarang, nungguin reinkarnasi compiz. Kalau ada di ulas ya kebangkitan compiz.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Knoppix itu termasuk salah satu Distro legendaris memang, yang sukses mem-populerkan Live CD/DVD. Walaupun bukan Distro yang kali pertama merilis Live CD, kalau tidak salah SuSE.

      Itu waktu zamannya CD masih populer, sekarang sih serba Flashdisk ya, hehehe.


      Ah Compiz, jadi ingat KDE 3 tapi memakai Compiz... Keren banget, sistem operasi yang lain lewat...

      Tapi sayang, semua ada masanya, kejayaan Compiz sudah berlalu karena hampir semua DE sudah memiliki compositor sendiri.

      Delete
  2. Arch sangat simple, kita sebagai user lebih mengenal dengan device kita:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, salah satu aspek yang membuat Arch superior.

      Delete