Wednesday, August 24, 2016

25 Tahun Linux

  No comments
August 24, 2016

Tux lagi menikmati kue ulang tahun.


Wow, Linux berusia 25 tahun sekarang.
Jujur saja bingung harus menulis apa, setelah memakai Linux bertahun-tahun jadi merasakan bagaimana Linux berkembang. Bahkan sekarang Linuxer sudah bisa main game AAA maupun indie -hal yang dulu dianggap mimpi dan tidak mungkin tercapai-. Tapi sekarang lihatlah...


P.S. penggunaan kata Linux disini tidak hanya mencakup kernel saja, namun melingkupi platform secara keseluruhan.

Read More

Monday, August 22, 2016

Broadcom Bluetooth Patch Not Found

  No comments
August 22, 2016

$ dmesg | grep Bluetooth

Bluetooth: Core ver 2.21
Bluetooth: HCI device and connection manager initialized
Bluetooth: HCI socket layer initialized
Bluetooth: L2CAP socket layer initialized
Bluetooth: SCO socket layer initialized
Bluetooth: hci0: BCM: chip id 63
Bluetooth: hci0: valley-force
Bluetooth: hci0: BCM20702A1 (001.002.014) build 0000
bluetooth hci0: Direct firmware load for brcm/BCM20702A1-0489-e032.hcd failed with error -2
Bluetooth: hci0: BCM: Patch brcm/BCM20702A1-0489-e032.hcd not found
Bluetooth: BNEP (Ethernet Emulation) ver 1.3
Bluetooth: BNEP filters: protocol multicast
Bluetooth: BNEP socket layer initialized
Bluetooth: RFCOMM TTY layer initialized
Bluetooth: RFCOMM socket layer initialized
Bluetooth: RFCOMM ver 1.11


Dalam rangka merapikan gigibiru yang berantakan, aku mendarat pada sebuah website / blog yang membahas tentang cara menambal firmware bluetooth pada chipset broadcom. Siapa tahu dapat menyelesaikan masalah bukan? Tidak ada salahnya jika harus mencoba -walaupun ujung-ujungnya tidak membantu sama sekali-.

Selama ini tanpa patch pun bluetooth tetap bisa dipakai, jadi aku abaikan saja. Tapi berhubung sudah ter-install, ya sudah lah.

Yang dibutuhkan adalah driver bluetooth broadcom untuk wind*ws dan hex2hcd yang termasuk di paket bluez-utils. Untuk driver bluetooth broadcom bisa dari vendor apapun asalkan terbaru, termasuk patch, dan kalau bisa bukan file installer (exe / msi). Dikarenakan file installer memerlukan tool lagi seperti innoextract.

Sebagai contoh driver bluetooth dari Asus, referensi paket. File yang dimaksud adalah Bluetooth_V1201650_WHQL_Win10.zip -gunakan mesin pencari untuk mirrornya-.

Download dan extract, buka direktori Bluetooth > BCM_DriverOnly > 64 (untuk 64bit).
cari *.inf file, buka file bcbtums-win8x64-brcm.inf dengan text editor seperti kwrite.
buka terminal, ketik lsusb diikuti enter.

$ lsusb

Bus 004 Device 003: ID 058f:6366 Alcor Micro Corp. Multi Flash Reader
Bus 004 Device 002: ID 8087:0024 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 004 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 001 Device 005: ID 0c45:6455 Microdia
Bus 001 Device 004: ID 0489:e032 Foxconn / Hon Hai Broadcom BCM20702 Bluetooth
Bus 001 Device 014: ID 046d:c52f Logitech, Inc. Unifying Receiver
Bus 001 Device 013: ID 1a40:0101 Terminus Technology Inc. Hub
Bus 001 Device 018: ID 201e:2009
Bus 001 Device 011: ID 046d:c52f Logitech, Inc. Unifying Receiver
Bus 001 Device 010: ID 1a40:0101 Terminus Technology Inc. Hub
Bus 001 Device 002: ID 8087:0024 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 001 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 003 Device 001: ID 1d6b:0003 Linux Foundation 3.0 root hub
Bus 002 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub


Dimana Bus 001 Device 004: ID 0489:e032 Foxconn / Hon Hai Broadcom BCM20702 Bluetooth merupakan modul bluetooth. Yang penting disini adalah ID 0489:e032 , dimana 0489 adalah vendor id dan e032 adalah produk id.
Kembali pada file .inf yang telah dibuka tadi, kwrite > edit > find, isikan dengan "0489&PID_E032" (sesuaikan dengan vendor dan produk id anda).
Dari hasil pencarian tadi, lihat sebelah kirinya ada DeviceDesc. Sialnya dengan "0489&PID_E032" menemukan dua hasil yaitu RAMUSBE032 untuk Win8.0 dan BlueRAMUSBE032 untuk Win8.1 dan Win10. Namun keduanya merujuk pada satu file yaitu BCM20702A1_001.002.014.1443.1485.hex

Hasil extract

Edit .inf dengan Kwrite

Mencari 0489&PID_E032

Dari hasil pencarian sebelumnya, mencari BlueRAMUSBE032

Ketemu juga biang keladinya

Buka terminal pada direktori kerja, eksekusi
$ hex2hcd BCM20702A1_001.002.014.1443.1485.hex

Hasil konversi hex ke hcd

lalu rename BCM20702A1_001.002.014.1443.1485.hex ke BCM20702A1-0489-e032.hcd
BCM20702A1-0489-e032.hcd diambil dari keluaran log pada paragraf awal diatas, sesuaikan namanya dengan keluaran log komputer anda.
Atau bisa juga langsung
$ hex2hcd BCM20702A1_001.002.014.1443.1485.hex -o BCM20702A1-0489-e032.hcd


Salin file dengan hak setara root
$ sudo cp BCM20702A1-0489-e032.hcd /usr/lib/firmware/brcm/


Restart bluetooth daemon atau reboot.

$ dmesg | grep Bluetooth

Bluetooth: Core ver 2.21
Bluetooth: HCI device and connection manager initialized
Bluetooth: HCI socket layer initialized
Bluetooth: L2CAP socket layer initialized
Bluetooth: SCO socket layer initialized
Bluetooth: hci0: BCM: chip id 63
Bluetooth: hci0: valley-force
Bluetooth: hci0: BCM20702A1 (001.002.014) build 1465
Bluetooth: hci0: BCM20702A1 (001.002.014) build 1465
Bluetooth: hci0: Broadcom Bluetooth Device
Bluetooth: BNEP (Ethernet Emulation) ver 1.3
Bluetooth: BNEP filters: protocol multicast
Bluetooth: BNEP socket layer initialized
Bluetooth: RFCOMM TTY layer initialized
Bluetooth: RFCOMM socket layer initialized
Bluetooth: RFCOMM ver 1.11


Selamat Menikmati -dikirain makanan apa-.

Read More

Thursday, August 18, 2016

Bluetooth Oh Gigibiru

  No comments
August 18, 2016

Serba tanpa kabel sudah menjadi hal yang lazim sekarang. Baru-baru ini aku membeli sebuah headset bluetooth dan xiaomi bluetooth gamepad. Tinggal nyalakan, pair, connect dan nikmati. Memang semudah itu. KDE Bluedevil cukup mudah digunakan dibandingkan menggunakan Bluez lewat terminal. Sebenarnya Bluedevil merupakan antarmuka grafis dari Bluez -bluetooth stack pada Linux-, jadi perbandingan tadi benar-benar ngawur.

Namun bagaimana jika perangkat yang sebelumnya bekerja dengan baik tiba-tiba ngambek? Apakah rusak? Baru saja dipakai tidak lebih dari sehari masak sudah rusak sih?. Terutama xiaomi bluetooth gamepad, yang tergolong bukan gamepad / controller murahan. Padahal kemarin seharian dipakai main Steam games, dan tidak hanya satu judul game saja. Okelah mungkin baterainya sudah habis, ganti baru. Reboot berulang kali, repairing lagi masih belum berfungsi juga. Eh tapi kok headsetnya juga ikutan tidak bisa yah?. Coba sambung ke handphone, tidak bisa juga. Okelah beli usb bluetooth 4.0 dengan chipset CSR. Dengan Bluedevil maupun Bluez pun tetap nihil.

Setelah frustasi sambil membanting laptop, headset dan gamepad, akhirnya menyerah juga dan melampiaskan kemarahan ke Team Fortress 2, sudah tentu tanpa gamepad karena FPS -first person shooter-. Hari itu berlalu begitu saja tanpa ada solusi.

Esoknya mencoba search pakai mesin pencari, tapi rasanya bukan itu pokok permasalahannya. Aku mencoba menilik /var/lib/bluetooth. Setelah membuat cadangan, sudo rm -r /var/lib/bluetooth lah jadi andalan. Berharap konfig baru akan menyelesaikan masalah, namun tetap saja ngambek. Setelah sebentar merenung tentang si gigibiru ini, baru ingat ini kan konfig dari Bluez 4, mungkin saja ada sedikit perubahan di Bluez 5. Yang jelas konfig Bluez 5 disimpan per adapter, setelah melihat satu persatu file pada cadangan yang dibuat tadi. Tinggal di salin saja konfig headset dan gamepad ke direktori adapter.

Reboot... viola akhirnya bisa ngegame pake gamepad lagi.


Moral dari cerita diatas : buatlah cadangan file sebelum mengubrak-abrik.

Read More

Wednesday, August 17, 2016

Arch Linux dan Elitisme

  No comments
August 17, 2016

Tanpa dipungkiri kepopuleran Arch Linux melejit beberapa tahun belakangan. Seiring dengan hal itu, Distro turunan Arch Linux pun bermunculan seperti Antergos, Chakra, Manjaro, dll. Tujuan Distro turunan tersebut beragam, namun pada umumnya meluaskan jangkauan ke pengguna pemula. Memang Arch Linux utamanya ditujukan bagi pengguna mahir, walaupun tidak sedikit pula pengguna pemula memakai Arch Linux. Adanya Distro turunan tersebut membuka jalan bagi pengguna yang sekedar ingin mencicipi Arch Linux tanpa harus "bersusah payah" mengikuti petunjuk instalasi di Arch Linux Wiki. Namun kenyataannya semua Distro tidaklah sempurna, cepat atau lambat pengguna "baru" ini akan menemui masalah baik yang ringan sampai berat. Mungkin setelah mencoba mencari solusi dengan bantuan mesin pencari tetapi tidak berhasil atau tidak mengerti, langkah selanjutnya adalah menggunakan media lain seperti BBS / forum, IRC, media sosial dll. Sebagai contoh forum yang masih cukup populer digunakan, setelah menjabarkan permasalahan yang dialami pengguna dan mendapatkan respon dari pengguna lainnya. Semuanya berjalan lancar sampai pengguna tersebut secara langsung atau tidak langsung menyebutkan bahwa ia menggunakan Distro turunan Arch Linux. Thread tersebut kemungkinan besar akan dikunci atau dihapus oleh moderator forum.

Sebenarnya apa yang terjadi? Hal tadi merupakan salah satu skenario yang terjadi pada forum Arch Linux. Coba melihat dari sudut pandang yang berbeda, pada dasarnya forum resmi Arch Linux hanya diperuntukkan bagi pengguna Arch Linux dan itu adalah salah satu aturan resmi forum. Perlu dicatat bahwa ada subforum yang diperbolehkan topik dengan cakupan luas. Hal tersebut diperparah dengan cukup banyaknya pengguna-pengguna baru yang melanggar aturan resmi forum. Tentunya setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda menggenai apa yang termasuk melanggar aturan atau tidak. Perbedaan pendapat ini menjadi salah satu pemicu munculnya sentimen terhadap pengguna Arch Linux dan sentimen ini kadang kala terlihat di media sosial yang lain. Entah bagaimana penilaian yang tidak objektif ini lebih cenderung diterima. Faktanya pengguna mahir yang menggunakan Distro seperti Arch Linux, Debian, Gentoo dll, biasanya suka membantu pengguna baru tanpa memandang Distro apa yang dipakai.

Jadi memiliki banyak Distro turunan merupakan hal yang buruk? Tentu saja tidak, lihatlah Debian, salah satu Distro tertua dan memiliki banyak Distro turunan. Salah satu parameter suksesnya suatu Distro adalah memiliki banyak Distro turunan. Bukan berarti Arch Linux tidak mendukung Distro turunan, namun kadang kita melupakan satu hal yang mendasar. Setiap tempat memiliki aturan sendiri. Bukanlah elitisme jika mengikuti aturan main di forum.

Itu baru membahas satu sisi saja. Apakah cukup? bagaimana dengan yang lain?. Fansboisme ada pada tingkat apapun, entah itu sistem operasi, distribusi, lingkungan desktop, aplikasi bahkan editor teks pun tidak luput dari fansboisme. Pandangan subyektif dan obyektif tiap individu yang mempengaruhi pilihan pada suatu hal, secara tidak sadar akan membenarkan pilihannya itu dan mempertahankan pilihannya itu sampai pada titik tertentu. Dari sudut pandang orang lain pada satu individu tidak ada yang benar dan salah. Pada skala yang melibatkan banyak individu pun tidak ada yang benar dan salah. Tidak, aku tidak membicarakan sains terapan, aku membicarakan seni seperti halnya interpretasi yang berbeda ketika melihat lukisan. Tidaklah aneh jika pengguna Arch Linux membanggakan Distro nya. Tidaklah berlebihan ketika pengguna Arch Linux mengatakan Arch Linux Wiki hampir mencakup semua hal. Yang aneh justru menganggap semua itu adalah elitisme semata.

Dua sisi rasanya cukup...

Read More

Sunday, July 24, 2016

Material

  No comments
July 24, 2016

Kini sudah tak asing lagi mendengar kata Material Design.


Material ini, Material itu, Material danlainlainyangmiripataugakmiripsamasekali.


Blog ini telah di-Materialisasikan juga,


Selesai.


Update :
Mohon maaf untuk terbitan yang membingungkan ini, sejatinya ditujukan sebagai reboot dari blog ini. Tak disangka muncul di search engine dan siapapun yang membaca laman ini pastinya marah-marah sambil membanting laptop masing-masing, karena isinya yang sungguh tidak jelas.

Sebagai kredit :
Jika anda mencari template blogger gratis yang berbasis material design silahkan unduh disini http://www.fostrap.com

Jangan lupa membackup template yang anda pakai saat ini dan menyesuaikan dahulu sebelum memakai template yang baru. Untuk menghargai hak cipta, jangan menghilangkan kredit pengembang aslinya.

Read More

Tuesday, October 28, 2014

Truecrypt : Reboot

  No comments
October 28, 2014

Wah sudah lama tak bersua, aku -sengaja- lupa kalau punya blog.


Muahahahaahahaahaha...


Ehm, masih ingat terbitan blogku yang terakhir? Tentu saja sudah lupa, kan itu tulisan baru dua tahun kemarin. Aku maklumi, wong aku sendiri lupa kok.


Eniwei, betewei, dan wei-wei seterusnya. Saat butuh akses ke kontainer Truecrypt, aku baru sadar ternyata proyek Truecrypt sudah diskontinu, bukan diskon lho ya, tapi modar ™, wafat ™, tewas ™ dan konotasi negatif lainnya ™. Aku panik -sambil membanting laptop-, melampiaskan kemarahan ke AUR, namun lima menit kemudian ku undo tindakan sebelumnya dan tidak jadi membanting laptop -karena tidak punya uang buat beli laptop yang baru-.


CipherShed dan VeraCrypt adalah dua kandidat pengganti Truecrypt. Lalu bedanya apa?


CipherShed : menambal security bugs dari Truecrypt dan mempertahankan kompabilitas dengan format kontainer Truecrypt. Dengan kata lain masih bisa mengakses kontainer Truecrypt

VeraCrypt : menambal security bugs dari Truecrypt dan meningkatkan faktor keamanan enkripsi. Namun menghilangkan kompabilitas dengan format kontainer Truecrypt.


Pilih yang mana? Farah atau Mona? tentu saja tidak nyambung. Eh maksudku daripada ribet-ribet, mending dua-duanya saja.


Muahahahaahahaahaha...


Berhubung kedua proyek masih relatif muda, masih terlalu dini menilai segi keamanannya. Berita baiknya, kedua proyek masih saling membantu, walaupun hal tersebut akan menjadi ribet kedepannya mengingat tiap proyek memiliki target tersendiri.


Singkatnya, akses kontainer Truecrypt dengan CipherShed sekaligus bereksperimen dengan format kontainer baru dari VeraCrypt.


Ehm, ternyata aku lupa password kontainernya -lagi-, terpaksa harus mengulang hal ini -lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii-.

Read More

Friday, November 30, 2012

Truecrypt : Kekuatan Serangan Brutal

  No comments
November 30, 2012

Hari ini aku merasa kesal karena melupakan sesuatu hal yang sangat penting.
Sangat penting karena digunakan untuk mengakses file kontainer Truecrypt yang kubuat sekitar tahun 2005/2006.
Setelah mencoba berulang kali dengan berbagai kombinasi yang mungkin, akhirnya aku menyerah.
Ya, aku ingat kata-kata apa saja yang digunakan sebagai password, sayangnya justru urutan kombinasinya yang terlupa.
Setelah berkonsultasi kepada om Google sebentar, solusi yang mungkin cuma satu -setahuku- yaitu Kekuatan Serangan Brutal a.k.a Brute Force Attack.
Jadi yang perlu dilakukan adalah :

1. Membuat daftar kemungkinan kombinasi password, biasa dikenal dengan wordlist.
2. Membuat bash script fungsi perulangan dengan input dari wordlist.
3. Eksekusi bash script dan melihat hasilnya

Sebagai contoh password yang terlupakan merupakan kombinasi dari huruf/kata "aduh", "lupa" dan "password"

1. Membuat wordlist
- install aplikasi crunch
- eksekusi crunch

crunch 1 1 -p aduh lupa password

Hasilnya berupa :

Crunch will now generate approximately the following amount of data: 102 bytes
0 MB
0 GB
0 TB
0 PB
Crunch will now generate the following number of lines: 6
aduhlupapassword
aduhpasswordlupa
lupaaduhpassword
lupapasswordaduh
passwordaduhlupa
passwordlupaaduh

Atau langsung keluaran berupa file wordlist

crunch 1 1 -o wordlist -p aduh lupa password

Sialnya aku sendiri lupa berapa kata yang digunakan pada password, sehingga terpaksa menebak dengan kombinasi 2, 3, dan 4 huruf.
caranya seperti diatas, cuma satu persatu dari kombinasi masing-masing. hasilnya tinggal di copy paste ke text editor.

2. Bash script perulangan

Buat file hajarbro.sh, isikan dengan

#!/bin/sh

# Keterangan :
# Masukkan dari 'wordlist', letakan pada satu folder dengan scriptnya
# Ganti 'file_target.tc' dengan target file kontainer Truecrypt
# Eksekusi 'sudo hajarbro.sh < wordlist'

while read line
do
  if truecrypt -t -k "" --protect-hidden=no --non-interactive ./file_target.tc -p $line
  then
    echo "Password :"
    echo "$line"
    echo "Sukses!"
    exit 0
  fi
done
echo "Anda belum beruntung, silahkan dicoba lagi."
exit 1

3. Eksekusi

sudo ./hajarbro.sh < wordlist

Hasilnya berupa :

...
Error: Incorrect password or not a TrueCrypt volume.
Error: Incorrect password or not a TrueCrypt volume.
Error: Incorrect password or not a TrueCrypt volume.
Error: Incorrect password or not a TrueCrypt volume.
Password :
lupapasswordaduh
Sukses!

Kalau terdapat error berupa :

Error: Failed to set up a loop device:

Atasi dengan :

sudo modprobe loop

Ulangi eksekusi bash script.

BTW, sebenarnya aku tidak tahu terjemahan resmi Bahasa Indonesia dari Brute Force Attack.

Read More

Tuesday, April 24, 2012

Rekap

  No comments
April 24, 2012

KDE SC 4.7.0

KDE SC 4.7.0

Hanya sedikit info, buat yang masih memakai KDE SC 4.7.x lebih baik memakai KDE SC 4.7.3 atau KDE SC 4.7.4. KDE SC 4.7.0 agak mengecewakan karena beberapa bug terlewatkan saat proses RC, memang sih KDE Dev cepat merespon dengan merilis pacth. Dengan kata lain harus di patch secara manual baru sebulan kemudian terakumulasi pada KDE SC 4.7.1. Namun sayangnya baik KDE SC 4.7.1 dan 4.7.2 masih menyisakan bug yang mengganggu yaitu bug berkaitan dengan manajemen clipboard (Klipper). KDE 4.7.4 lah paling stabil diantara pendahulunya.

Saat tulisan ini dibuat rilis KDE sudah mencapai KDE SC 4.8.2.


openSUSE 12.1

openSUSE 12.2 dengan KDE SC 4.7.2

Tunggu dulu, mana openSUSE 12.0 ? rilis .0 -dot oh- ditiadakan sejak 12.x, dengan kata lain nantinya 12.1,12.2 dst... 13.1, 13.2 dst. openSUSE 12.1 dirilis pada November 2011, sayangnya masih memakai KDE SC 4.7.2 dan yang paling mencolok adalah berkurangnya kualitas artwork nya dari rilis sebelumnya, kurang "hijau". Untungnya saat KDE SC 4.8.0 yang dirilis pada akhir Januari 2012 langsung tersedia pada repository stabil. Bagaimana dengan Tumbleweed ? Sayangnya om Greg KH sangat sibuk sehingga repository agak terlantar, baru sekitar bulan maret paket terupdate.


Ubuntu 11.10

Ubuntu 11.10 "Oneiric Ocelot"

Yang menarik dari rilis kali ini adalah keikutsertaan Unity2D (a.k.a Unity-Qt) untuk lingkungan tanpa akselerasi grafis. Sedangkan untuk lingkungan dengan akselerasi grafis tetap memakai Unity (a.k.a Unity-Gtk). Sayangnya dalam hal fitur Unity2D sedikit tertinggal dibanding Unity. LightDM menggantikan GDM2, jujur saja LightDM benar-benar indah. openchrome sudah tidak bermasalah lagi dan yang terakhir tentunya pemakaian kernel Linux 3.0.x.


Linux Mint 12

Linux Mint 12 "Lisa"

Kali ini berbasis Ubuntu 11.10, aku sendiri mulai kehilangan keinginan untuk mencoba. Menurutku developer Mint terlalu membagi fokus pada banyak DE sedangkan jumlah developernya tidak sebanding dengan beban kerja. Bukan berarti Cinnamon dan Mate kurang bagus, tapi sebaiknya Clem memutuskan distro mana yang dijadikan basisnya apakah Debian atau Ubuntu. Sayangnya Cinnamon -seperti Gnome Shell- hanya bisa digunakan pada lingkungan dengan akselerasi grafis.


BlankOn 7

BlankOn 7 "Pattimura" dengan konsep desktop berbeda

Distro karya Indonesia ini dirilis pada 17 Agustus 2011, dibuat berbasis Ubuntu 11.04 namun memakai perangkat lunak yang terbilang mutakhir untuk saat itu, sebut saja kernel Linux 3.0. Memadukan integrasi beberapa bahasa daerah Indonesia dan Gnome 3 yang telah dimodifikasi. Sepintas konsep panel dan start menu nya agak berbeda dari yang telah ada. aku tidak ingin berkomentar mengenai hal ini.

Read More

Wednesday, April 18, 2012

Faktor M2

  No comments
April 18, 2012

Well terulang lagi, entah kenapa semakin malas menulis, padahal terbesit akan menulis beberapa hal.

Ya! aku masih "tertarik" dengan Linux dan masih berkutat dengan ku "Unix" an nya.
bicara tentang Unix, jadi teringat artikel-artikel tentang Dennis M Ritchie dan sedikit banyak -ambigu?- kecewa dengan cara berfikir kebanyakan orang awam.
cukup banyak -ambigu lagi?- berita tentang kepergian Steve Jobs, tapi tidak banyak pemberitaan tentang kepergian Dennis M Ritchie.

WHAT'S WRONG WITH YOU PEOPLE?

Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Dennis M Ritchie lebih berjasa?
Bagaimana sebenarnya mereka mendefinisikan "kesuksesan"? Apakah "harta" menjadi acuannya?

Mungkin terlalu berlebihan menilai suatu hal dari satu sisi, namun...
Bagaimanapun juga anda berhak menilai kondisi "kejiwaan" ku, hehe

Um.,. well, akhir-akhir ini ku sempatkan membaca beberapa buku-buku klasik fiksi ilmiah, yang isinya sungguh menarik.,. sebut saja Robert.A Heinlein, H.G Wells, Philip.K Disk, Isaac Asimov, Douglas Adams.

Read More

Friday, October 14, 2011

RIP Dennis MacAlistair Ritchie

  No comments
October 14, 2011

Rest In Peace,


Dennis MacAlistair Ritchie 1941-2011


Bapak Unix dan Bahasa Pemrograman C.

Read More

Monday, October 10, 2011

Apa Kabar openSUSE Tumbleweed

  2 comments
October 10, 2011

Beberapa bulan yang lalu aku mencoba openSUSE Tumbleweed, dengan hasil yang memuaskan. Bagaimana setelah beberapa bulan berjalan.,.?

Beberapa catatan menarik yang perlu diperhatikan antara lain :

  • Besarnya update yang terjadi dalam rentang harian, memang terkadang tidak tersedia update, namun lebih sering pasti ada rebuild pada repository Tumbleweed. Jika dibandingkan dengan Arch Linux dan Chakra GNU/Linux, openSUSE Tumbleweed sangat boros bandwidth -dengan asumsi user mengupdate tiap hari- dan jumlah paket yang harus didownload pun lebih banyak -atau sangat banyak?-, kurang lebih antara 100MiB-500MiB. Mungkin padanan yang serupa adalah Linux Mint Debian Edition -walaupun kedepan akan berkurang drastis, karena LMDE menerapkan sistem "Update Pack", tidak langsung diupdate dari Debian Sid (unstable).
Praktek terbaik: Jika anda memiliki bandwidth terbatas a.k.a koneksi lambat -sudah gitu ada quotanya lagi.,. LOL-. Tetapi tetap ingin memakai openSUSE Tumbleweed, lakukan update dalam rentang mingguan -1 atau 2 minggu sekali-, atau bahkan cukup sebulan sekali. Tentunya ada resiko tersendiri jika memilih langkah tersebut, salah satunya dalam hal keamanan.

  • Prosedur update yang membingungkan, memang sudah dijelaskan bahwa tidak disarankan mengupdate melalui YaST, tapi bukan berarti melalui terminal juga mudah. Salah satu cara-atau dua?- mengupdate yaitu zypper dup atau zypper dup --from Tumbleweed, yang pada prakteknya cara terbaik adalah zypper dup --from Tumbleweed. Mengapa begitu? Karena jika anda mengupdate dengan mengeksekusi perintah zypper dup bisa dipastikan terjadi vendor change, dengan kata lain terjadi pencampuran paket dari repository Stable dan Tumbleweed.
Praktek terbaik: Update melalui terminal dengan mengeksekusi perintah zypper dup --from Tumbleweed. Resikonya? paket-paket dari repository lain tidak akan diupdate, dengan kata lain user harus mengupdate per repository.

  • Resolusi dependency paket yang juga membingungkan, masih terkait dengan poin diatas. Saat mengupdate dipastikan anda akan ditanya oleh zypper berkaitan dengan vendor change beserta ketergantungan paket-paket. Walaupun tidak bisa dipungkiri zypper itu bagus, namun menurutku terlalu ribet jika dibandingkan dengan pacman. kasus yang terjadi seperti ketika zyyper menangani paket terkait yang sudah tidak menjadi dependency paket lainnya, bukannya menghapus paket tersebut malahan mendowngrade banyak paket, celakanya beda arsitektur lagi.
Praktek terbaik: Solusinya dengan melihat dependency paket yang bermasalah tersebut, kemudian menghapusnya terlebih dahulu sebelum mengupdate sistem.

  • Beberapa paket sering diupdate, beberapa paket menunggu diupdate, TBH hal ini dapat disebut kekurangan, tapi dapat juga disebut kelebihan. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah kestabilan. Saat ini Tumbleweed sudah menyediakan Kernel Linux 3.0.x, dan KDE SC 4.7.x baru akan muncul paling lambat minggu depan. Sangat kontras dimana Arch Linux sudah menikmati KDE SC 4.7.2, sedangkan Chakra GNU/Linux baru KDE SC 4.7.1.
Praktek terbaik: Kestabilan adalah hal yang utama

Yang terakhir adalah, openSUSE user yang men-update Tumbleweed pada rentang seminggu yang lalu -terhitung sejak hari ini-, kemungkinan besar menemukan sistemnya BROKEN. Tunggu seminggu kedepan, karena om Greg kh akan memperbaikinya.,.

Read More

Fun Fun Fun

  No comments
October 10, 2011

Berapa kali -atau kali berapa?- anda gagal meng-install Distro Linux?

Jawabnya sudah tentu tergantung seberapa banyak anda meng-install pada konfigurasi hardware yang berbeda. Berdasarkan pengalaman pribadi, sangat jarang terjadi kasus gagal install, karena installer tiap distro biasanya cukup stabil menjalankan tugasnya.

Namun bukan berarti tidak mungkin terjadi bukan? Kalau dihitung-hitung baru sekali.,. tepatnya beberapa hari yang lalu saat membantu meng-install Ubuntu 11.04 pada laptop temanku -ya.,. aku tau, aku tau Ubuntu 11.10 akan dirilis dalam beberapa hari-.

Well, that's embarrassing.,. soalnya aku juga yang menyakinkan temanku untuk mencoba Linux pada laptop barunya. Singkat cerita installer Ubuntu hang pada tahap terakhir saat mengkonfigurasi hardware.

Hal itu tidak berhenti begitu saja karena saat mencoba Chakra 2011.09, kecepatan USB nya sangatlah lambat sehingga aku urungkan meng-installnya. Hari itu berakhir tanpa hasil.,. LOL
Sebagai catatan, baik Ubuntu 11.04 dan Chakra 2011.09 berjalan baik saat live session dan installasi pada laptopku.

Ada yang lain lagi?
Sebenarnya ada, tapi tidak berhubungan dengan Linux. Kasusnya masih terjadi pada laptop yang sama, saat meng-install Windows 7 via USB FD. Laptop tersebut sudah mendukung USB 3.0, sedangkan USB FD yang digunakan sebagai media install masih USB 2.0. Proses booting lancar sampai installer Windows tampil dan gagal melanjutkan proses installasi. Apa yang terjadi ya.,.?

Kurang lebih begini penjelasan 'teknis' nya, saat booting kendali hardware masih dipegang BIOS sampai saat installer dieksekusi, dimana BIOS sudah pasti mengenali USB 3.0 -yang kompatibel USB 2.0-, namun installer Windows 7 sama sekali tidak menggenali USB 3.0, maka dari itu instalasi gagal dilanjutkan. Bagaimana dengan Windows 7 SP1? Well, belum nyoba.,. LOL

Read More

Thursday, July 28, 2011

Linux 3.0

  No comments

Tuesday, May 31, 2011

1991-2011

  No comments
May 31, 2011

Well.,. Sudah selama 20 tahun Linux dikembangkan secara bergotong royong. Cukup lama bukan?

Dan sebagai "hadiah", Linux 3.0 menanti.,.

Read More

Tuesday, March 22, 2011

Tata Ulang Database Firefox

  No comments
March 22, 2011

Firefox 4 sebentar lagi dirilis, malahan source code nya sudah tersedia. Firefox menyimpan history, bookmarks, password di database SQLite. Bayangkan setelah memakai Firefox selama hampir 2 tahun dengan profil yang sama? Berantakan tentunya.,. Jadi sebelum besok meng-update Firefox dari 3.6.15 ke 4.0 ada baiknya sedikit mengoprek, hehe.,.

Yang diperlukan optimalisasi, dengan cara menghapus entry kosong dan meng index ulang database. Caranya?

Perhatian: prosedur ini mungkin merusak database, pastikan Firefox TIDAK sedang digunakan, Backup folder .mozilla pada /home/username/.mozilla

Buka terminal dan eksekusi.,.


find ~/.mozilla -name \*.sqlite    \
    -exec sqlite3 {} vacuum  \;    \
    -exec sqlite3 {} reindex \;


Selesai !

Read More

Thursday, March 17, 2011

openSUSE 11.4 : Tumbleweed

  No comments
March 17, 2011

openSUSE 11.4 telah dirilis beberapa hari yang lalu. Menurutku rilis kali ini lebih baik daripada yang lalu. Setelah sukses menginstall pada dua laptop, kupikir sudah saatnya mencoba Tumbleweed. Bagi yang belum tahu, Tumbleweed akan membuat openSUSE menjadi rolling release seperti Arch Linux dan Chakra GNU/Linux. Buka Konsole, dengan hak root eksekusi.

zypper ar --refresh http://download.opensuse.org/repositories/openSUSE:/Tumbleweed/standard/ Tumbleweed
zypper dup --from Tumbleweed

Menambahkan Repository Tumbleweed

Konflik paket, remove saja sesuai saran Zypper

Perhatikan outputnya, kemungkinan ada beberapa paket yang akan di remove. Lalu tambahkan repository Packman Tumbleweed.

zypper ar -n packman-essentials http://ftp.uni-erlangen.de/pub/mirrors/packman/suse/openSUSE_Tumbleweed/Essentials packman-essentials

Menambahkan Repository Packman Tumbleweed Essentials

Pilih mirror terdekat, lihat di http://packman.links2linux.org/mirrors
Jika beberapa software tidak tersedia pada repository utama, tambahkan repository Contrib dengan cara :

Jalankan YaST2, pilih Software Repositories

Pilih Add

Pilih Community Repositories, lalu Next

YaST2 sedang memperbaharui daftar Repository

Pilih Main Repository (Contrib)

YaST2 sedang menambahkan Repository Contrib

Hasil akhir setelah menambah Repository Tumbleweed, Packman Tumbleweed Essentials dan Contrib. Untuk mengakhiri pilih OK

Referensi :
http://en.opensuse.org/Portal:Tumbleweed
http://en.opensuse.org/Additional_package_repositories#Packman

Read More

Friday, March 11, 2011

BURG - Boot Manager

  No comments
March 11, 2011

Burg merupakan fork dari Grub2 yang menambahkan beberapa fitur yang tidak ada pada Grub2. Perbedaan yang paling kelihatan adalah aspek eye-candy Burg yang menurutku lebih bagus daripada Grub2. Cara menangani tema yang sedikit berbeda, mengganti tema secara langsung, mengganti resolusi layar secara langsung, pengelompokkan item pada menu (grup), dan lain-lain.

Sebenarnya sudah lama aku menggunakan Burg, namun baru sekarang ada waktu untuk menulisnya di blog. Untuk Arch Linux beberapa paket yang dibutuhkan dari AUR antara lain :

burg-bzr (core)
burg-emu (emulasi)
burg-themes (tema-tema)
burg-manager (gui untuk manajemen burg, memerlukan sudo untuk otentifikasi)
dan dependencies nya

Gunakan packer atau yaourt untuk menginstall dari AUR. Untuk Chakra GNU/Linux Burg sudah resmi menggantikan Grub/Grub2, untuk Ubuntu dan Linux Mint tersedia di PPA, untuk openSUSE belum dapat sumbernya -anda belum beruntung-.
Sebagai root jalankan :

burg-install /dev/sda
burg-mkconfig -o /boot/burg/burg.cfg

Catatan:
-sudo harus sudah terkonfigurasi jika ingin menggunakan burg-manager
-ketika mengeksekusi "burg-install /dev/sda", pastikan keluarannya sukses. Jika error sebaiknya segera menginstall Grub/Grub2 (yang dulu digunakan).
-ketika mengeksekusi "burg-mkconfig -o /boot/burg/burg.cfg", burg-themes harus sudah terinstall.
-jangan reboot sebelum memastikan Burg terinstall dan terkonfigurasi dengan benar.

Perintah yang pertama menginstall Burg pada MBR pada harddisk pertama, sedangkan perintah yang kedua membuat konfigurasi berdasarkan sistem operasi apa saja yang terinstall pada komputer.

Sayangnya burg.cfg harus disesuaikan terlebih dahulu, misalnya title yang rada ngawur seperti 'n/a GNU/Linux bla bla bla' ganti sesuai selera, juga tambahkan --class arch supaya icon Arch Linux dapat tampil. Ganti group dan resolusi sesuai selera. Gunakan burg-emu untuk emulasi secara langsung dengan mengeksekusi "/opt/burg-emu/bin/burg-emu".

Konfigurasi
Pengaturan umum terdapat pada /etc/default/burg, parameter-parameternya akan dibaca saat menjalankan burg-mkconfig. Dengan menghilangkan komentar, kurang lebih seperti ini :

GRUB_DEFAULT=0
GRUB_TIMEOUT=6
GRUB_DISTRIBUTOR=`lsb_release -i -s 2> /dev/null || echo Arch`
GRUB_CMDLINE_LINUX_DEFAULT="quiet splash"
GRUB_CMDLINE_LINUX=""
GRUB_SAVEDEFAULT=true
GRUB_GFXMODE=saved
GRUB_GFXPAYLOAD_LINUX=1440x900
GRUB_DISABLE_LINUX_RECOVERY="true"
GRUB_THEME=saved
GRUB_FOLD=saved

Konfigurasi Menu
Pengaturan terdapat pada /boot/burg/burg.cfg, secara default file ini tidak ditujukan untuk diedit manual, namun seperti yang dijelaskan diatas perlu dilakukan sedikit penyesuaian. Contoh menuentry kurang lebih seperti ini :

menuentry 'Arch Linux' --class arch --class os --group group_/dev/sda2 {
    savedefault
    set gfxpayload=1440x900
    insmod ext2
    set root='(hd0,2)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff
    echo    'Loading Linux vmlinuz26 ...'
    linux    /boot/vmlinuz26 root=/dev/disk/by-uuid/6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff ro
    echo    'Loading initial ramdisk ...'
    initrd    /boot/kernel26.img
}
menuentry 'Arch Linux Fallback' --class arch --class os --group group_/dev/sda2 {
    savedefault
    set gfxpayload=1440x900
    insmod ext2
    set root='(hd0,2)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff
    echo    'Loading Linux vmlinuz26 ...Loading Linux Fallback ...'
    linux    /boot/vmlinuz26 root=/dev/disk/by-uuid/6e870d7b-4a58-4992-a91d-4fea0bef01ff ro
    echo    'Loading initial ramdisk ...'
    initrd    /boot/kernel26-fallback.img
}

Sedangkan untuk distro lain yang Grub / Grub2 / Burg yang diinstall pada partisi root cukup di chainloader saja

menuentry "openSUSE 11.4" --class suse --class os --group group_/dev/sda6 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,6)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 3239bbec-7a75-4d17-a228-b9543d1fa7ae
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Ubuntu 10.10" --class ubuntu --class os --group group_/dev/sda7 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,7)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 4ce281ea-9f29-40b8-b891-1e28df127172
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Linux Mint Debian Edition" --class linuxmint --class os --group group_/dev/sda8 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,8)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 200aec2b-8c34-4711-8ce0-3a8de76e0b15
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Linux Mint 10" --class linuxmint --class os --group group_/dev/sda9 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,9)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 464e767b-eeab-4d5d-b3f4-392d4079fe7a
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}
menuentry "Linux Mint 10 KDE" --class linuxmint --class os --group group_/dev/sda10 {
    savedefault
    insmod ext2
    set root='(hd0,10)'
    search --no-floppy --fs-uuid --set 0fdb6da5-a25e-4565-8f71-e3d83ddc8762
    drivemap -s (hd0) ${root}
    chainloader +1
}

Shortcut
F1 untuk bantuan, F2 untuk mengganti tema, F3 atau R untuk mengganti resolusi layar, F untuk folding menu dan F7 untuk menampilkan submenu pada folding menu. E untuk mengedit, dan seterusnya.,.


Burg-manager?
Merupakan antarmuka berbasis grafis untuk Burg yang dikembangkan oleh pihak ketiga. Sejujurnya cara tercepat mengedit konfigurasi adalah dengan text editor, hehe.,. Aplikasi yang seharusnya mempermudah, justru kadang malah memperumit. Pada prakteknya Burg-manager sering hang -alasan yang sebenarnya-.

Why oh why?
Sebenarnya cukup menginstall satu boot manager pada MBR, entah itu Grub / Grub2 / Burg. Sedangkan pada partisi root tiap distro tidak perlu diinstall boot manager. Namun sudah menjadi kebiasaanku, alasan lain adalah untuk kemudahan -atau mempersulit?-, karena boot manager pada MBR men-chainloader ke -apapun- boot manager pada partisi root tiap distro.

Read More

Thursday, March 10, 2011

openSUSE 11.4

  No comments
March 10, 2011

Masih 5 jam lagi menunggu pengumuman rilis resmi dari openSUSE 11.4, tapi aku sudah mendapatkan ISO DVD nya, hehe.,.

Pertanyaannya adalah apakah openSUSE 11.4 lebih baik dari openSUSE 11.3?
Sejauh ini dari segi art sangat bagus, konsisten dari Grub, bootsplash, KDM, KSplash, sampai wallpapernya dan openSUSE branding pada splash tiap aplikasi. Juga sudah menggunakan KDE SC 4.6.0 yang beberapa minggu lalu dirilis, harapanku semoga beberapa bugs yang mengganggu diperbaiki team KDE openSUSE.

Sebagai alternatif disertakan Grub2, yang secara default masih memakai Grub Legacy. Tertarik dengan Gnome 3 -preview- ? Ada juga kok, nantinya juga kalo Gnome 3 dirilis bakalan ada respin CD Gnome 3. DE yang lain juga ada, Gnome 2, XFCE, LXDE, *Box, dll.,. semua tersedia di DVD yang berukuran 4.30 GiB. Tentunya 'paket' hemat juga tersedia, yaitu Live CD Gnome, Live CD KDE, Addons Language.

Pada rilis kali ini, YaST Software Manager nya sudah mencakup beberapa repository diluar openSUSE seperti Packman, tinggal di aktifkan beres.,. -kenapa gak dari dulu c?-. Bagi yang menginginkan rolling release tinggal tambahkan repository Tumbleweed.

Hm.,. apalagi ya? Bentar, nanti malam baru ada waktu buat install openSUSE 11.4, cu.,.

Lanjut.,.
YaST installer masih sama seperti yang dulu, beda art saja, slideshownya pun masih sama malahan ada sedikit salah tulis, yang seharusnya LibreOffice tertulis OpenOffice.org. Dari segi lamanya instalasi rasanya sama juga. Perbedaannya adalah instalasi stage 2 tidak perlu reboot dan langsung automatic configuration, lalu kemudian masuk ke DE yang dipilih. Jika dibandingkan dengan installernya Ubuntu / Linux Mint, YaST Installer rada ribet saat pengaturan partisi, walaupun lebih powerfull namun tetap saja instalasi Ubuntu / Linux Mint lebih mudah dan cepat. Perlu diingat bahwa perbedaan media instalasi juga mempengaruhi, dimana Ubuntu hanya berupa CD, sedangkan openSUSE berupa CD dan DVD.

Sialnya entah kenapa yang seharusnya Grub terinstall pada partisi root (bukan MBR) ternyata malah merusak Burg yang terinstall pada MBR, hasilnya laptopku tidak bisa booting, hehe.,. Tenang saja, cukup booting DVD installer openSUSE, pilih Recovery, nantinya akan masuk ke console, login sebagai root -tanpa password-, lalu

grub
root (hd0,5)
setup (hd0)
quit
reboot

Kemudian masuk ke openSUSE, tambahkan entry untuk Arch Linux melalui YaST Grub, reboot, masuk ke Arch Linux, lalu buka Konsole sebagai root eksekusi

burg-install /dev/sda

Jika entry openSUSE belum ada pada burg.cfg, tambahkan. Reboot, dengan ini Arch Linux sukses mengambil alih Boot Manager dari Grub menjadi Burg -seperti semula-. Oh BTW, berhubung aku sukanya menginstall  Grub tiap distro pada partisi root, Grub openSUSE harus diperbaiki, booting DVD installer openSUSE, masuk Recovery console, login sebagai root -tanpa password-, lalu

grub
root (hd0,5)
setup (hd0,5)
quit
reboot

Kedepannya nanti aku terbitkan artikel mengenai Burg.
openSUSE terkenal dengan KDE SC nya yang teroptimasi dengan baik -secara developer KDE banyak juga menjadi developer openSUSE-.  Buktinya memory yang dipakai KDE lumayan sedikit dibandingkan distro lainnya, kurang lebih 430 MiB, sebagai perbandingan Arch Linux KDE memakai setidaknya 700an MiB -dengan Nepomuk dan Strigi aktif-.

Ada yang hilang dari systray, Suse Updater yang kini digantikan oleh KPackageKit -sekarang berganti nama menjadi Apper-, Network Manager Plasmoid yang sedikit berbeda dari standar. Firefox bukannya memakai Firefox 3.5.x, namun Firefox 4 Beta yang nantinya akan diupdate jika mencapai rilis final.

Sayangnya untuk pengguna dengan vga Chrome9 dan sejenisnya, driver openchrome tidak disertakan namun dapat didownload di Factory -yang seharusnya sebentar lagi turun ke 11.4-. Untuk laptop diperlukan sedikit pergantian pengaturan agar font nya terlihat baik, dari System Setting > Application Appearance > Fonts, Use anti aliasing (enabled) dan Force font DPI (96DPI), reboot.

Sejauh ini aku puas, berikut tampilan desktopku, KDE SC 4.6.0

openSUSE 11.4 dengan KDE SC 4.6.0 memakai tema Air openSUSE

KickOff Menu

http://news.opensuse.org/2011/03/10/opensuse-11-4/

Read More

Thursday, March 3, 2011

Tentang Ukuran Partisi

  2 comments
March 03, 2011

Sering berurusan dengan partisi memartisi harddisk, flashdisk, dsb?
Tentunya memakai GParted kan?
Lalu bagaimana cara membuat partisi TEPAT 5 GiB -misalnya- ?

Well, pertanyaan yang menarik.,. Bagi beberapa orang hal ini mungkin ga penting -walaupun perkara sepele-, tapi ga ada salahnya juga mengetahui hal -sepele- ini. GParted secara default memperbolehkan membuat partisi lebih besar dari 1 MiB, secara logika memang sudah seharusnya. Ketika membuat partisi baru atau merubah ukuran partisi, pasti dihadapkan pada pilihan berapa X MiB?
Singkatnya begini

1024 Bytes = 1 Kibibyte (KiB)
1024 Kibibytes (KiB) = 1 Mebibyte (MiB)
1024 Mebibytes (MiB) = 1 Gibibyte (GiB)
1024 Gibibytes (GiB) = 1 Tebibyte (TiB)
1024 Tebibytes (TiB) = 1 Pebibyte (PiB)
1024 Pebibytes (PiB) = 1 Exbibyte (EiB)

Jadi ketika membuat partisi baru acuannya :

1 GiB = 1024 MiB
5 GiB = 5120 MiB
10 GiB = 10240 MiB
20 GiB = 20480 MiB
50 GiB = 51200 MiB
100 GiB = 102400 MiB
200 GiB = 204800 MiB
400 GiB = 409600 MiB
dst

Membuat partisi dengan ukuran 5 GiB, hiraukan 'Free space preceding (MiB)' yang otomatis memakai 1 MiB

Tepat 5 GiB

That's it.,.

Read More

Wednesday, March 2, 2011

Pindah /rumah Lagi

  No comments
March 02, 2011

Akhirnya dapat juga harddisk baru untuk laptopku.,. Seagate Momentus ST9500325AS SATA II 500GB. Karena sayang jika harus menginstall ulang kembali Arch Linux ku, maka aku mencari solusi yang praktis. Solusi yang mungkin adalah kloning harddisk dan cara manual.

Duh, kali terakhir kloning harddisk sudah beberapa tahun yang lalu, itu pun memakai Norton Ghost dan praktek kilat pula. Harddisk yang baru ku pasang di HDD enclouser, lalu terhubung ke laptop dan dengan GParted aku membuat partisi-partisi baru. Sejauh ini belum menemui masalah apapun, malahan mendapatkan sedikit pencerahan dalam perhitungan Byte yang -kurang lebih- tepat. Inginku hanya mengkloning partisi root Arch Linux dan partisi /home, sedangkan distro-distro lainnya bisa diinstall ulang.

Harddisk lama
sda1    fat32    10 GiB
sda2    ext4    20 GiB sumber
sda3    ext4    5  GiB
sda4 (extended)
    sda5    ext4    5  GiB
    sda6    ext4    5  GiB
    sda7    ext4    10 GiB
    sda8    ext4    55 GiB sumber
    sda9    swap    1  GiB

Harddisk baru
sdb1    fat32    20 GiB
sdb2    ext4    20 GiB target dari sda2
sdb3    ext4    350 GiB target dari sda8
sdb4 (extended)
    sdb5    ext4    10 GiB
    sdb6    ext4    10 GiB
    sdb7    ext4    10 GiB
    sdb8    ext4    10 GiB
    sdb9    ext4    10 GiB
    sdb10    ext4    10 GiB
    sdb11    ext4    5  GiB
    sdb12    ext4    5  GiB
    sdb13    swap    5  GiB

Setelah menelusuri beberapa dokumentasi dan blog-blog di internet, jawabannya cuma satu yaitu CLONEZILLA. Untungnya distro PartedMagic sudah menyertakan CloneZilla, dengan bantuan UNetBootin untuk membuat Live USB PartedMagic.

Percobaan pertama

Setelah reboot lalu booting melalui UFD dan PartedMagic jalan di memory, aku mengeksekusi CloneZilla. Dengan tuntunan langkah demi langkah -wizard based-, kali pertama dihadapkan pada pilihan :

device-image atau device-device (pilih device-device) lalu
beginner atau expert (pilih beginner)
dan seterusnya dan seterusnya

Lho kok disingkat? Yak.,. karena hasil akhirnya gagal. Partisi /home yang seharusnya 350 GiB -memang tertera segitu-, namun sisa partisi kosongnya hanya beberapa GiB -yang seharusnya 300 GiB an-.

Percobaan kedua

Setelah -lagi- jengkel karena seharusnya CloneZilla secara otomatis meng-handle resize partisi, aku mencoba yang kali kedua.
langkah-langkahnya :

Pilih device-device

Expert Mode

Part to Local Part, karena akan mengkloning partisi bukan disk

Partisi asal yang akan di kloning

Partisi target

Advanced Parameters, pilih -r, -fsck-src-part, -v

Pilih -k, karena sejak awal sudah menyiapkan partisi-partisi pada harddisk target

Tekan Enter

Konfirmasi sebelum eksekusi perintah

Konfirmasi terakhir sebelum eksekusi total

Tahap awal kloning

Proses kloning sedang berlangsung

Selesai, tekan Enter kemudian Reboot

Harap diperhatikan saat pilihan advanced parameters, karena pada dasarnya aku hanya ingin mengkloning data, tanpa grub dan MBR nya. Karena nantinya bisa ku install ulang Grub sendiri.

Penting ! CloneZilla hanya bisa menangani kloning dari :
disk/partisi sumber berukuran sama dengan disk/partisi target
disk/partisi sumber berukuran lebih kecil daripada disk/partisi target
jika disk/partisi sumber lebih besar akan muncul error, kadang disk/partisi target terlanjur dihancurkan sehingga perlu me-format ulang tiap partisi

Setelah selesai semua, tinggal mengganti harddisk nya dan viola.,. masih belum bisa booting, soalnya Grub nya belum di install ulang.,. hehe

Read More

Friday, February 25, 2011

Ketika Arch Linux Berulah

  1 comment
February 25, 2011

Segala sesuatu bisa menjadi 'salah', begitu juga dengan sistem operasi -apapun itu- bisa menjadi tidak bisa dipakai baik karena kesalahan yang disengaja maupun tidak. Seperti biasa sudah waktunya meng-update Arch Linux ku, eksekusi Yakuake lalu su, ketik password root, dan pacman -Syu. Sembari menunggu pacman menyelesaikan tugasnya, aku mendengarkan musik dan membaca artikel-artikel dari http://www.tuxmachines.org

Tak lama kemudian pacman meminta konfirmasi paket apa saja yang akan di update, ku tekan Y lalu Enter. Well, berhubung paket yang akan di update lumayan banyak, tentunya untuk mendownload semuanya memakan waktu yang tidak sedikit -alih-alih malu mengatakan koneksiku lemot-.

Setelah selesai, dengan santainya kumatikan laptopku. Esoknya saat akan memakai laptop -lagi-, KDE menampilkan peringatan bahwa driver vga terlalu lambat sehingga secara otomatis efek 3D dimatikan sementara.

Lho kemarin lancar-lancar aja, kok tiba-tiba.,.
Daftar Cek :
1. periksa log pacman di /var/log/pacman.log. Hm kemarin kurang lebih 50an paket yang diupdate.
2. persempit 'tersangka' utamanya. Untungnya KDE memberikan keterangan yang cukup jelas, sesuatu yang berhubungan dengan vga. Dan ketemu dua paket yang paling mungkin, yaitu libgl dan unichrome-dri.
3. downgrade paket, kalau cache paket masih ada di /var/cache/pacman/pkg/, tinggal di downgrade langsung. Namun jika terlanjur sudah dibersihkan -dengan pacman -Scc-, carilah pada mirror server repositori.
4. restart dan perhatikan apakah sukses atau tidak. Jika tidak, ulangi dari langkah kedua.
5. blacklist sementara paket-paket yang bermasalah pada /etc/pacman.conf

Rupanya keberuntungan sedang memihakku, sekali langkah langsung berhasil.
Lalu sebenarnya apa intinya ya?
Biarkan cache paket dalam jangka waktu tertentu, bersihkan berkala atau jika memang perlu karena mungkin suatu saat akan berguna. Perlu juga trial and error ketika mencoba mendowngrade paket, perhatikan output pacman terutama ketergantungan paket. Dalam hal ini unichrome-dri memiliki dependencies terhadap libgl sehingga keduanya harus di downgrade. Dan yang paling penting dari semua itu adalah jangan menyalahkan developer baik upstream maupun downstream, karena pada prinsipnya pengembangan software itu sangat kompleks dan rumit. Bisa saja bugs tersebut hanya berdampak pada hal tertentu saja, namanya juga bugs.,.

Eh BTW, kok mirip sama yang ini ya? Ups KDM Ga Muncul
Eh BTW -lagi-, Linux Mint KDE Edition sudah dirilis lho.,. buat mini-review gak yah.,.

Read More