Wednesday, November 23, 2016

KDE Penggalangan Dana Akhir Tahun 2016

  No comments
November 23, 2016

KDE End of Year 2016 Fundraising.


Tidak terasa kita sudah hampir sampai dipenghujung tahun 2016.

Sudah menjadi tradisi tiap akhir tahun KDE mengadakan penggalangan dana.

Sebagai bentuk ucapan terima kasih, setiap donasi € 30 dan tambahan tiap € 10 anda akan menerima satu postcard bertemakan KDE.

Bagi 9 donatur tertinggi akan menerima art print yang unik berukuran A4 yang telah ditandatangani oleh kontributor KDE.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya perjalanan dan akomodasi Sprint dan infrastruktur hosting server, website, kode dan lain-lain.



Kampanye ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016

Read More

Tuesday, November 22, 2016

6 Tema Steam Terbaik

  No comments
November 22, 2016




Bosan dengan tema bawaan Steam? Tenang saja ada beberapa tema yang dapat dipakai untuk menggantikan tema bawaan.

Walaupun tema yang beredar bisa dibilang jumlahnya sedikit, namun secara estetika sebagian besar bagus.
Perlu diingat, tema tidak didukung secara resmi oleh Valve. Hal ini berkaitan dengan sifat kode tema bawaan itu sendiri yang sering berubah, sehingga mengharuskan para pembuat tema menyesuaikan kodenya secara terus menerus.

Cara instalasi tema :

Extrak berkas ZIP atau RAR dan pindahkan direktori / folder ke
Linux: HOME/.local/share/Steam/skins/
macOS: klik kanan pada Steam.app dan pilih "show package contents" kemudian /Contents/MacOS/skins
Windows: C:/Program Files (x86)/Steam/skins

Pada Linux, folder .local tersembunyi, sebagai contoh pada Dolphin menu utama View > centang Hidden Files

Cara mengganti tema Steam :
Steam > Settings > Interface , lalu pilih tema yang disukai dilanjutkan dengan menekan ok, restart Steam.


Berikut tema-tema Steam diurutkan dari yang terbaik.
1. Metro
https://metroforsteam.com

Metro.


Tema yang minimalis namun tetap elegan, dengan header yang mudah dibedakan laman mana yang aktif. Ruang yang lega untuk menampilkan jumlah dana yang tersedia pada akun anda dan ikon-ikon yang mewakili notifikasi, teman dan unduhan. Sayangnya tidak ada ikon Big Picture Mode. Pada website resminya tersedia tweak untuk mengganti warna dasarnya.
Untuk pengguna Linux perlu juga mengunduh tweak disini https://steamcommunity.com/groups/metroskin/discussions/0/517142253861033946/

2. Air
https://github.com/Outsetini/Air-for-Steam

Air.


Yup, mirip Metro kan? Walaupun dikembangkan oleh pengembangan yang berbeda, inspirasinya mungkin sama. Bedanya Air-for-Steam memakai warna dari material design, untuk mengubah warna dasarnya baca dokumentasinya.

3. Pressure dan Pressure2
https://www.pressureforsteam.com
https://github.com/DirtDiglett/Pressure-for-Steam (versi 1)
https://github.com/DirtDiglett/Pressure2 (versi 2)

Pressure.

Pressure2.


Ada dua versi yang versi 1 (diskontinu) dan yang baru. Keduanya cukup mirip, namun menurutku desain Pressure2 lebih "clean" dari pada Pressure.

4. Threshold
https://github.com/Edgarware/Threshold-Skin

Threshold.


Desain yang agak berbeda memang, lebih cenderung memanfaatkan area vertikal yang mungkin lebih cocok pada layar yang lebar. Dengan adanya pemutahkiran toko Steam Discovery Update 2.0, tema ini agak "broken", hal ini dapat dilihat pada bagian kiri yang tidak terlihat. Mungkin hanya berimbas pada layar dengan ukuran kecil saja.

5. Plexed
https://steamcommunity.com/groups/PlexedSkin

Plexed.


Tema yang kebiru-biruan bagi anda penggemar warna biru. Sayangnya warna dasar birunya tidak sama dengan warna dasar biru yang dipakai Steam.

6. Compact
https://github.com/badanka/Compact

Compact.


Tema minimalis yang menghilangkan banyak ruang tidak terpakai dan memaksimalkan tampilan toko Steam.


Tema-tema diskontinu :
Pixelvision

Pixelvision.


Salah satu tema yang dulu cukup populer, dengan memakai biru gelap sebagai dasarnya sedangkan pada saat itu tema bawaan Steam serba keabu-abuan gelap. Dapat dilihat kondisi tema saat ini cukup "broken".

Publiclir

Publiclir.


Aku baru kali ini melihat tema Publiclir, walaupun dengan branding dimana-mana sebenarnya tema ini bagus juga, sayangnya sudah diskontinu.


Masih banyak lagi tema-tema yang lain, namun menurutku desainnya kurang unik. Tentu saja bagi anda yang menyukai tantangan, silahkan ubah tema yang sudah ada dengan memakai teks editor.

Read More

Thursday, November 17, 2016

openSUSE Leap 42.2 Telah Dirilis

  No comments
November 17, 2016

Leap.


Setelah SUSE Linux Enterprise (SLE) Service Pack (SP) 2 dirilis beberapa hari yang lalu, kini giliran openSUSE Leap 42.2 yang dirilis.
DVD iso nya (4.7 GB) telah dipublikasikan pada cermin-cermin resmi kurang lebih 24 jam yang lalu, silahkan mengunduh disitus resminya.

Apa yang baru dirilis kali ini :
* Berbasis pada SUSE Linux Enterprise (SLE) Service Pack (SP) 2.
* Ditenagai kernel Linux 4.4 Long-Term-Support (LTS).
* Lingkungan desktop KDE Plasma 5.8 Long-Term-Support (LTS) dan GNOME 3.20. Termasuk lingkungan desktop lainnya seperti Cinnamon, Enlightenment, LXQT, MATE, XFCE.
* 1400 paket-paket baru, 17% lebih banyak daripada 42.1.
* Siap digunakan sebagai server, merupakan rilis kali pertama yang menyertakan pilihan profil server pada saat instalasi. Mendukung installer berbasis teks tanpa memerlukan X dan instalasi remote secara VNC atau SSH.
* Peningkatan Snapper, manajemen system restore.
* Peningkatan secara umum dan usability YaST serta ditambahkannya modul baru YaST. yast2-alternatives, yast2-vpn, yast2-auth-client, yast2-firewall sekarang mendukung firewalld.
* Kontainer dengan Docker 1.12.
* Virtualisasi dengan QEMU 2.6.1, VirtualBox 5.0.24, Xen dan KVM. Juga mendukung Kontainer Linux berupa Docker dan LXC.
* Bahasa pemrograman, Pustaka dan IDE. Bahasa pemrograman yang dapat digunakan meliputi Python 2.7, Ruby 2.1 dan Perl 5.18. Pustaka dimutakhirkan ke libvirt (2.0) dan libzypp (16.2), sedangkan pustaka mendasar menggunakan glibc 2.22 dan libsigc++ 2.8. Untuk pengembangan perangkat lunak, Qt 5 GUI toolkit (5.6) dan GNOME Builder dengan GTK 3.20. Untuk kebutuhan kompiler tersedia gcc 4.8.5, 5.3.1 dan 6.1.1. kompiler lain yaitu llvm-clang 3.8.0. Serta menggunakan CMake 3.5, OpenSSL 1.0.2h, OpenSSH 7.2p2.


Rekomendasi :

Metode mengunduh
Ukuran DVD iso nya sebesar 4.7 GB, laman unduhan resmi openSUSE sudah menggunakan MirrorBrain sehingga setiap unduhan akan dialihkan ke server-server terdekat. Namun jika kecepatan unduhan terasa lambat padahal koneksi internet anda cepat, lebih baik unduh saja melalui torrent resmi. Pada saat tulisan ini dibuat, swarm seed torrent sudah banyak.

Upgrade atau instalasi baru?
openSUSE Leap 42.2 mendukung upgrade dari versi 42.1, pastikan koneksi internet cepat dan memiliki ruang kosong pada harddisk yang lega.
Aku sendiri lebih menyukai instalasi baru daripada upgrade. Aku biasanya menyediakan satu partisi kosong, sehingga nantinya terdapat tiga distro, Arch Linux, openSUSE Leap 42.1 dan openSUSE Leap 42.2.
* 1 partisi Arch Linux + 1 partisi HOME khusus untuk Arch Linux.
* 1 partisi openSUSE Leap 42.1 ( HOME termasuk didalamnya, tidak terpisah).
* 1 partisi openSUSE Leap 42.2 ( HOME termasuk didalamnya, tidak terpisah).
* partisi-partisi lainnya.

BTRFS?
Secara default sejak openSUSE Leap 42.1 direkomendasikan menggunakan BTRFS filesystem. BTRFS memiliki salah satu fitur andalan yaitu incremental backup, yang artinya hanya mencadangkan berkas-berkas yang berubah saja (tidak secara penuh). Jadi jika pada suatu saat terjadi pemutahkiran beberapa paket yang mengakibatkan kegagalan, tinggal di restore balik saja dengan Snapper. Walaupun hanya incremental backup, tentu saja memerlukan ruang kosong lebih pada harddisk, masukkan faktor ini jika anda berniat menggunakan BTRFS.

Cara membakar image iso nya ke USB Flashdisk?
Silahkan baca SUSE Studio ImageWriter dan Etcher

Kenapa oh kenapa?
sh*t happen, that's why.
Kalau saja ada hal yang tidak disukai, openSUSE Leap 42.1 masih terinstall. Kalau openSUSE Leap 42.2 sudah teruji baru tinggal menghapus yang 42.1. Simple kan?

Read More

Sunday, November 13, 2016

Mengembalikan Partisi Flashdisk Yang Rusak

  No comments
November 13, 2016

-Bukan, artikel ini bukan tentang recovery partisi, berhubung susah menemukan judul yang tepat ya sudahlah-.

GParted.


Setelah memakai dd, Etcher, SUSE Studio ImageWriter atau aplikasi lain yang sifatnya "merusak", lalu bagaimana cara mengembalikan kondisi flashdisk agar dapat dipakai kembali meyimpan data?.
Ada beberapa cara, namun cara yang paling mudah adalah dengan memakai GParted. GParted merupakan aplikasi pengelola partisi yang paling populer digunakan pada Linux.
Berikut langkah-langkahnya :

Peringatan : Pastikan disk drive yang dipilih adalah flashdisk yang dimaksud (biasanya pada drive letter yang terakhir). Contohnya disini terdapat 2 harddisk internal, harddisk pertama (sda), harddisk kedua (sdb) dan flashdisk (sdc). Perhatikan kapasitas masing-masing drive.


1. masukkan flashdisk / sdcard, buka GParted.
2. otentifikasi GParted -biasanya sudo password-.
Otentifikasi.

3. pada dropdown menu dibagian kanan atas, pilih disk drive yang merujuk pada flashdisk, dalam hal ini sdc.
Pilih target flashdisk.
Partisi yang saat ini ada pada flashdisk.

4. dari menu utama, pilih Perangkat lalu Buat Tabel Partisi.
Membuat tabel partisi baru.

5. kemudian akan muncul dialog peringatan. Pastikan Pilih jenis partisi baru adalah MSDOS, tekan Terapkan untuk melanjutkan.
Terapkan.

6. buat partisi baru, bisa melalui toolbar atau kontesktual menu.
Membuat partisi baru.

7. buat sebagai Partisi Utama, jenis filesystem nya bisa FAT32 atau NTFS. Tambahkan label jika perlu.
Tentukan jenis, filesystem dan label partisi.

8. tekan pada tombol Terapkan yang diikuti konfirmasi akhir Terapkan lagi.
Langkah akhir mengeksekusi batch.
Peringatan terakhir sebelum perintah benar-benar dieksekusi.

9. tunggu prosesnya hingga selesai, tutup GParted, eject / lepas flashdisk.
Terlambat sudah...

Tada...


Aplikasi pemartisi memang pada umumnya berjalan di batch mode, semua perubahan akan dieksekusi pada bagian akhir. Semua perubahan dijalankan secara berurut, dalam hal ini membuat tabel partisi baru kemudian diikuti dengan membuat partisi baru dan konfirmasi akhir penerapan. Sehingga jika anda melakukan kesalahan, undo terlebih dahulu dan ulangi langkah yang seharusnya dijalankan.

Read More

create_ap : Cara Mudah Membuat Hotspot Wi-Fi

  No comments
November 13, 2016

Pada suatu hari hh sva_h4cky0 akan habis masa paket internetnya, "tanggung nih sebentar lagi awal bulan ngirit dikit ah" gumam sva_h4cky0.
Esoknya sva_h4cky0 penasaran ingin menginstall aplikasi baru pada hh dan baru ingat kalau itu hh sudah tidak ada koneksi internet.

"buat hotspot wi-fi pakai laptop" tiba-tiba ide cemerlang muncul dibenaknya, mulailah sva_h4cky0 mengutak-atik NetworkManager dilaptopnya.
Tak lama kemudian ternyata chipset wi-fi laptopnya tidak mendukung Infrastructure Mode, tidak menyerah begitu saja sva_h4cky0 membuat Ad-Hoc Mode.
Hh pun mulai mencari hotspot abal-abal ini, ternyata tidak terdeteksi sama sekali. Diubahlah pengaturan wi-fi, namun tetap gagal.

Mulailah pencarian dengan dibantu detektif google yang membuahkan hasil, ternyata wi-fi Android tidak bisa terhubung ke hotspot Ad-Hoc. Kalaupun bisa pun hh tersebut harus di-root.
"kalau ethernet over usb gimana yah?" sva_h4cky0 punya ide cemerlang yang lain, ternyata harus di-root juga.
"si root ini siapa sih? masak harus di-root ini root itu" gerutu sva_h4cky0.

Rupanya sva_h4cky0 mulai patah semangat, sambil membolak-balik laman Arch Wiki, "coba cara old-skool bijimane yah" pikir sva_h4cky0 yang sok tahu, padahal selama ini andalan konektifitas selalu memakai NetworkManager.


create_ap

cara old-skool yang sejatinya merupakan sebuah bash scripts yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang sudah ada pada Linux, dan ternyata sangat mudah dipakai. create_ap juga dapat dijalankan berdampingan dengan NetworkManager.

Fitur :
* Membuat AP (Access Point) pada kanal apapun.
* Mendukung enkripsi : WPA, WPA2, WPA/WPA2, Open (tanpa enkripsi).
* Menyembunyikan SSID.
* Meniadakan komunikasi antara klien-klien (isolasi klien).
* Mendukung IEEE 802.11n dan 802.11ac.
* Metode berbagi internet : NAT atau Bridge atau None (tanpa berbagi internet).
* Memilih alamat IP Gateway pada AP (hanya untuk metode berbagi internet 'NAT' dan 'None').
* Membuat AP dengan antarmuka yang sama seperti antarmuka yang dipakai mengakses internet.
* Anda dapat menambahkan SSID dan password melalui pipe atau argumen.

Ketergantungan :
* bash
* util-linux (untuk getopt)
* procps atau procps-ng
* hostapd
* iproute2
* iw
* iwconfig
* haveged (opsional)
* dnsmasq
* iptables
* rfkill

Laptop terhubung ke internet dengan USB modem melalui antarmuka ppp0 dengan bantuan NetworkManager. Pastikan laptop terhubung ke internet, gunakan nm-applet (Gtk) atau plasma-nm (KDE). Perintah untuk menjalan create_ap pada mode NAT sebagai berikut :

$ sudo create_ap wlan0 ppp0 VFC_AP 1234567890

dimana wlan0 merupakan antarmuka baru yang akan dibuat, sedangkan ppp0 merupakan sumber koneksi. VFC_AP adalah nama SSID dan 1234567890 adalah passwordnya, sesuaikan deangan keperluan. Untuk contoh perintah create_ap selengkapnya dapat dilihat pada website resminya.

Sebelum menjalankan create_ap pastikan wi-fi tidak terblokir, dapat dilihat dengan cara.
$ rfkill list

rfkill list.

Wi-Fi dalam kondisi terblokir, create_ap gagal dijalankan.

$ rfkill list
0: ideapad_wlan: Wireless LAN
Soft blocked: yes
Hard blocked: no
1: ideapad_bluetooth: Bluetooth
Soft blocked: yes
Hard blocked: no
2: phy0: Wireless LAN
Soft blocked: yes
Hard blocked: no
3: hci0: Bluetooth
Soft blocked: yes
Hard blocked: no

Soft blocked  = terblok oleh software misalnya NetworkManager.
Hard blocked = terblok secara fisik seperti switch on / off pada laptop.


Jika terblokir secara software, buka dengan.
$ rfkill unblock 0
$ rfkill unblock 2


Unblock Wi-Fi.


Dari daftar sebelumnya terdapat ideapad_wlan (0), ideapad_bluetooth (1), phy0 (2), hci0 (3). Yang perlu di buka yaitu 0 dan 2.


jalankan create_ap
$ sudo create_ap wlan0 ppp0 VFC_AP 1234567890


Hajar mang...

Otentifikasi password Wi-Fi.


untuk mengakhiri koneksi, CTRL+C.


btw, kenapa hh sva_h4cky0 tidak di-root saja yah? ternyata sva_h4cky0 tidak mengerti caranya -nasib orang tidak melek IT-

* old-skool, kool -_-"

Read More

Thursday, November 10, 2016

SUSE Studio ImageWriter

  No comments
November 10, 2016

Setelah Etcher kini giliran SUSE Studio ImageWriter. Aplikasi ini ditujukan bagi pengguna SUSE Linux Enterprise (SLE) dan openSUSE, namun pada prakteknya dapat juga digunakan pada distro lain.
SUSE Studio ImageWriter sangat mudah digunakan dan memiliki pengaman sehingga hanya removable drive yang ditampilkan.

Dimana mendapatkan SUSE Studio ImageWriter?

http://software.opensuse.org atau tautan langsung

Antarmuka website database aplikasi.


Atau untuk pengguna openSUSE dapat menginstallnya langsung melalui konsol.
zypper install imagewriter

Untuk menampilkan semua distro, tekan "Show other versions". Jika kebetulan anda sedang memakai openSUSE, gunakan fitur "one click install" langsung dari web browser. Nantinya YaST akan menangani ketergantungan repository dan paket-paket yang diperlukan.

Sebagai contoh, aku menggunakan Arch Linux dan imagewriter dari AUR untuk membakar iso image GeckoLinux edisi XFCE Leap 42.1.

Peringatan : Semua data yang terdapat pada flashdisk / sdcard / microsd akan HILANG. Backup data anda terlebih dahulu.


1. buka imagewriter.
2. tekan bagian tengah yang telah ditandai atau bisa juga seret image dari file manager.
Klik atau seret image.

3. dari dialog, tentukan lokasi dimana anda menyimpan imagenya lalu pilih. Dalam hal ini aku menyimpan imagenya pada harddisk lain yang di mount pada /mnt/data/.
Pilih lokasi dimana image berada.

Pilih image distro, ekstensi yang didukung adalah raw, iso dan img.

4. jika flashdisk sedang di mount, imagewriter akan meminta untuk dilepas dahulu, tekan "Yes" untuk melanjutkan.
Konfirmasi melepas flashdisk.

5. imagewriter akan meminta akses setara root, ketik password untuk melanjutkan. Pada umumnya hampir semua distro menggunakan sudo, namun ada beberapa distro konservatif yang tidak menggunakan sudo. Tekan "Yes" untuk konfirmasi akhir.
Ketik password untuk melanjutkan.

6. tunggu proses sampai selesai, reboot dan pilih boot dari flashdisk tersebut.
Bakar.


Setahuku SUSE Studio ImageWriter dapat digunakan untuk membakar image dari distro apapun, tentunya ada beberapa pengecualian dimana hasil bakaran tersebut gagal booting. Jika itu yang terjadi, gunakan aplikasi lain seperti Etcher.

Sumber lain yang dapat dibaca : https://en.opensuse.org/SDB:Live_USB_stick

Read More

Tuesday, November 8, 2016

Pemutahkiran Toko Steam Discovery Update 2.0

  No comments
November 08, 2016

Steam Discovery Update 2.0


Malam ini sempat membuka klien Steam sebentar, baru sadar ada yang berubah sedikit.
Bagi yang sudah melihat video Steam Dev Days 2016, mungkin tahu.
Perlu diketahui, pemutahkiran ini bukan pada sisi klien Steam melainkan pada sisi Toko Steam itu sendiri. Klien Steam hanya menampilkan apa yang diubah dari sisi server.

Jujur saja, aku tidak begitu peduli. Bagiku baik yang lama, The Discovery Update 1.0, maupun pemutahkiran The Discovery Update 2.0 terasa "sama". Pasalnya aku tidak terlalu suka mengubah personalisasi toko Steam. Tapi kalau dilihat dari sisi estetikanya, pemutahkiran kali ini terasa lebih "sexy".

Tapi jika anda suka personalisasi, ini merupakan berita baik.

Apa saja yang ditambahkan dapat dilihat disini.

Toko Steam yang lama.

Deux Ex Mankind Divided yang baru saja dirilis.

Laman utama rekomendasi.

Yang populer dimainkan oleh teman anda.

Rilis game-game terbaru, kini lebih terlihat dengan screenshot.


* klien Steam menggunakan skin custom.

Akan tetapi, berdasarkan laporan para Linux Gamers, fitur filter masih belum berfungsi secara sempurna sehingga pada laman utama rekomendasi masih ada saja game untuk platform lain yang ditampilkan. Namun klaim yang lain mengatakan bahwa fitur tersebut baru akan aktif setelah 24 jam kedepan.

Call of Duty: Infinite Warfare untuk Linux... err Windows.

Read More

openSUSE Leap atau openSUSE Tumbleweed

  3 comments
November 08, 2016

Gecko.


Beberapa hari lagi openSUSE Leap 42.2 akan dirilis, mungkin bagi yang belum pernah mencoba openSUSE akan bingung perbedaan antara openSUSE Leap dan openSUSE Tumbleweed.

Lalu apa bedanya?

openSUSE Leap
* Fixed based release model, versi terbaru dirilis setidaknya setiap 8 bulan sampai 12 bulan.
* Berbasis pada SUSE Linux Enterprise (SLE) yang mengutamakan kestabilan.
* Strategi rilis disejajarkan dengan SUSE Linux Enterprise (SLE), openSUSE Leap 42.1 berbasis SLE Service Pack (SP) 1, openSUSE Leap 42.2 berbasis SLE Service Pack (SP) 2, openSUSE Leap 42.3 berbasis SLE Service Pack (SP) 3, dan seterusnya.
* Daur hidup yang cukup lama, pengguna disarankan mengupgrade dari versi minor ke versi minor yang terbaru setidaknya 6 bulan setelah ketersediaan (42.1 ke 42.2, 42.2 ke 42.3, dst). setiap versi minor didukung selama  18 bulan. Jika mengikuti rekomendasi maka total dukungan mencapai 36 bulan.
* Hanya menerima pemutahkiran perbaikan dan keamanan, kecuali beberapa aplikasi yang selalu termutakhir seperti Mozilla Firefox.
* Media instalasi berupa instalasi lewat network dan DVD, tidak ada Live CD.

openSUSE Tumbleweed
* Rolling based release model.
* Berbasis Factory repository, pengembangan basis kode utama openSUSE.
* Stak perangkat lunak termutakhir, termasuk kernel Linux, lingkungan Desktop, aplikasi-aplikasi, peralatan pengembangan perangkat lunak (kompiler, IDE, dll).
* Media instalasi berupa instalasi lewat network dan DVD, tidak ada Live CD. Mendukung upgrade dari openSUSE Leap ke openSUSE Tumbleweed.
* Tidak ada jaminan kestabilan, walaupun pemutahkiran mendarat di Factory dulu sebelum ke Tumbleweed.
* Khusus untuk driver dari pihak ketiga seperti driver grafis AMD dan Nvidia, ada kemungkinan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Walaupun pada umumnya driver Nvidia tidak mempunyai masalah dengan Tumbleweed.

Rekomendasi pribadi untuk Linux Gamers gunakan openSUSE Leap, jika ada alasan tertentu seperti driver grafis tidak stabil baru gunakan openSUSE Tumbleweed atau dual boot openSUSE Leap dan Tumbleweed. Sedangkan untuk pengguna Linux Non-gamers, gunakan openSUSE Leap.

Sudah bisa menentukan yang mana sesuai untuk anda?



GeckoLinux

Tunggu dulu, setelah Leap, Tumbleweed, lalu GeckoLinux? Apa lagi ini...
GeckoLinux secara teknis merupakan spin-off tidak resmi dari openSUSE, memodifikasi yang dianggap perlu. Media instalasi GeckoLinux berupa Live CD / DVD / USB dengan ukuran kurang lebih 1GB. Berfokus dengan edisi per lingkungan desktop, jadi cukup mengunduh edisi mana yang disukai, Budgie, Cinnamon, Gnome, LXQT, Mate, Plasma, XFCE. Anda dapat memilih baik GeckoLinux berbasis Leap atau Tumbleweed.

GeckoLinux edisi XFCE berbasis openSUSE Leap 42.1.


Jadi jika ingin mencoba openSUSE, sebaiknya unduh GeckoLinux.

Read More

Steam Dev Days 2016

  No comments
November 08, 2016

Steam Dev Days 2016.


Videonya dapat dilihat di Steam atau Youtube

Aku bukan developer game, kenapa harus peduli?
Tidak harus tentunya, akan tetapi melalui konferensi yang berorientasi pengembang inilah kita dapat mengetahui tren setidaknya beberapa tahun kedepan.
Setelah sempat absen pada tahun 2015, Valve kembali menggelar konferensi yang kali kedua tahun ini dengan beberapa kejutan-kejutan.
Jadi topik apa yang paling panas tahun ini?

Virtual Reality atau biasa disingkat VR

Setelah menambahkan Linux pada jajaran platform yang didukung Steam, Valve tidak berhenti sampai disitu. Diikuti dengan diluncurkannya SteamOS, sistem operasi berbasis Debian Linux yang mengutamakan kenyamanan home entertainment. Guna mendukung hal itu, ditambahkan Big Picture Mode pada klien Steam yang nantinya digunakan secara default pada SteamOS.
Untuk pengembang sendiri lebih dimudahkan dengan adanya Steam Runtime sebagai acuan pustaka pengembangan game pada SteamOS / Linux. Dari sisi perangkat keras, Valve merilis Steam Controller dan Steam Link serta dengan kerjasama dari pihak ketiga merilis Steam Machine dengan beberapa pilihan spesifikasi perangkat keras.

Sampai disini semuanya terlihat menjanjikan bukan? Semua Linux Gamers sangat optimis dengan dukungan Valve, sampai dengan...
Dirilisnya Vive atau Steam VR, perangkat keras VR besutan Valve dan HTC. Vive dirilis tanpa dukungan Linux pada hari pertama.
Hal ini menimbulkan perdebatan akan absennya dukungan Linux pada Vive, bulan berlalu tanpa komunikasi yang jelas. Valve dengan kebijakan "diam" nya membuat banyak Linux Gamers resah. Pada kenyataannya beberapa bulan yang lalu terdapat beberapa postingan di komunitas /r/linux_gaming yang mulai patah semangat ala "Valve meninggalkan kita" bertebaran.
Sampai dengan...

Leenox???


sumber https://twitter.com/Plagman2/status/786032888156295168

Yup, demo Vive VR Linux dengan menggunakan Vulkan pada ajang Steam Dev Days 2016, gelora semangat kembali melanda Linux Gamers.
Jadi sebenarnya apa yang menjadi rintangan? Ternyata biang keladinya adalah Vulkan. Vulkan merupakan grafis API multi platform penerus OpenGL. Seperti yang telah diketahui spesifikasi Vulkan baru saja dirilis, dukungan driver pun boleh dibilang masih experimental dan game yang menggunakan Vulkan pun masih bisa dihitung dengan jari. Usut punya usut ternyata OpenGL kurang "cepat" dalam menangani VR, OpenGL memang dapat digunakan akan tetapi kurang maksimal. Saat Vive dirilis, Vulkan belum siap baik secara spesifikasi dan dukungan vendor perangkat keras. Perihal kenapa tidak ditunda saja perilisan Vive menunggu Vulkan, menurutku hanya soal strategi saja mengingat pada saat hampir bersamaan banyak pula dirilis perangkat keras VR dari vendor lainnya. Valve tidak ingin ketinggalan momentum yang dapat mengakibatkan kehilangan audience.

Ingin membeli Steam Machine? Atau mungkin hanya Steam Controller dan Steam Link saja?
Anda kurang beruntung... Semuanya tidak tersedia di Indonesia, jangan tanyakan soal Vive -pula-.
Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat peraturan tiap negara berbeda-beda, setahuku perangkat keras tersebut hanya tersedia pada wilayah Amerika Utara (NA) dan sebagian Eropa (EU). Tentu saja anda dapat memperolehnya dari pihak ketiga seperti toko online dari luar negeri dengan biaya tambahan pajak import dan lain-lain yang membuat harganya semakin mahal. Berita baiknya Asia Tenggara (SEA) termasuk dalam cakupan pengembangan pemasaran perangkat keras besutan Valve, namun sayangnya Indonesia tidak termasuk didalamnya -untuk lebih jelasnya lihat gambar-. Asia juga merupakan wilayah dengan perkembangan yang sangat pesat.

Asia, South Asia, South East Asia.

Bukannya Indonesia termasuk Asia Tenggara (SEA)?.


Topik lain yang menarik tidak lain adalah Vulkan itu sendiri, walaupun sifatnya cenderung kearah teknis. Dan pengembangan game dengan Unity untuk SteamOS dan Linux.

Read More